REPUBLIKA.CO.ID, ALGIERS -- Prancis menjadi salah satu negara yang mendukung Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak. Namun, dukungan itu ternyata berbuah ancaman dari pihak ISIS.
Kelompok radikal di Aljazair Prajurit Kekhalifahan merilis sebuah video ancaman akan membunuh seorang warga Perancis yang mereka culik, Senin (22/9). Prajurit Kekhalifahan mengaku telah berpisah dari AQIM dan bersumpah setia ISIS.
Warga Perancis Herve Gourdel (55 tahun) duduk di samping dua pria bersenjata yang mengenakan turban hitam dan membawa senapan. Gourdel mengatakan dia tiba di Aljazair pada 20 September dan diculik pada 21 September.
"Saya berda di tangan Jund al-Khilifa (Prajurit Kekhalifahan). Kelompok ini meminta saya agar kamu (Hollande) tidak mengintervensi Irak. Mereka menyandera saya dan saya minta Tuan Presiden membebaskan saya. Terima kasih," ujar Groudel.
Video tersebut dibuka dengan gambar komandan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dengan latar belakang suara pidato juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani yang mengancam Perancis.
"Kami, Prajurit Kekhalifahan di Aljazair, berdasarkan perintah pemimpin kami al-Baghdadi, memberi Hollande, presiden negara kriminal Perancis, 24 jam menghentikan serangan terhadap ISIS atau warganya akan kami bunuh. Untuk menyelamatkan nyawanya, kau harus secara resmi mengumumkan penghentian serangan terhadap ISIS," ujar suara dalam video.