Selasa 23 Sep 2014 12:14 WIB

AS dan Lima Negara Arab Serang ISIS di Suriah

Kapal perang AS meluncurkan rudal Tomahawk ke Libya
Foto: AP
Kapal perang AS meluncurkan rudal Tomahawk ke Libya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat dan "mitra-mitranya" melancarkan serangan bom dan rudal Tomahawk ke posisi-posisi kelompok garis keras ISIS di Suriah, kata Pentagon, Senin.

Media AS memberitakan lima negara Arab ikut serta dalam serangan udara sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk menyerang kelompok yang ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), yang kini berganti nama IS (Islamic State) dan telah merebut banyak daerah di Suriah dan Irak.

Serangan udara yang dipimpin AS di Suriah itu merupakan satu titik balik dalam perang melawan kelompok IS, yang pemerintah-pemeritnah Barat khawatirkan dapat melancarkan serangan-serangan teror di Eropa atau Amerika Serikat.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa militer AS dan pasukan negara-negara mitra telah melakukan serangan militer terhadap IS di Suriah dengan menggunakan bom-bom dan Rudal Serangan Darat Tomahawk," kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby dalam satu pernyataan.

Keputusan untuk melakukan serangan-serangan udara itu dibuat Senin oleh Panglima Komando Sentral AS , Jenderal Lloyd Austin," atas izin yang diberikan panglima militer", kata Kirby."Kami akan memberikan informasi yang lebih rinci kemudian."

Serangan-serangan itu dipusatkan pada posisi-posisi IS di Raqqa, pangkalan kelompk garis keras Sunni itu, kata surat kabar New York Times, mengutip pernyataan para pejabata AS. Sasaran-sasaran lainnya serangan adalah di sepanjang perbatasan Irak-Sriah, kata surat kabar itu.

Serangan-serangan itu, termasuk rudal-rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal-kapal perang angkatan laut dilakukan kurang dari dua pekan setelah Presiden Barack Obama memperingatkan bahwa ia menyetujui perluasan operasi terhadap kelompok IS termasuk di Suriah.

"Saya menegaskan bahwa kita akan melumpuhkan para teroris yang mengancam negara kita, di manapun mereka berada," kata Obama dalam satu pidato nasional pada 10 September.

"Ini adalah satu prinsip utama dari kepresidenan saya: jika anda mengancam Amerika, anda tidak akan selamat."

Washngton memulai serangan udara pada target-target IS di Irak 8 Agustus, dengan sekitar 190 serangan pada kelompok itu di sana. Akan tetapi Obama berulang-ulang menegaskan operasi itu tidak akan melibatkan satu missi tempur bagi pasukan darat AS.

Pekan lalu, Kongres AS menyetujui rencana Obama untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak Suriah yang berhaluan moderat untuk memerangi IS, bagian dari strateginya untuk menghancurkan gerakakan yang telah memenggal dua wartawan AS, James Foley dan Steven Sotloff.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement