REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Jumlah orang Eropa yang bergabung dengan milisi Islamic State (IS) mencapai 3.000 orang, dari sebelumnya 2.000 orang, demikian menurut kepala kontra-terorisme Uni Eropa, Gilles de Kerchove, Selasa (23/9).
Menurut de Kerchove, arus para simoatisan asal Eropa diperkirakan terjadi setelah IS mendeklarasikan kekhalifahan pada Juni lalu. Sebelumnya, IS telah berperang melawan pemerintah Suriah sejak 2012.
Pada Juni 2014, kelompok itu memperluas serangannya ke utara dan Irak barat, kemudian mendeklarasikan kekhalifahan di wilayah-wilayah yang telah dikuasainya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan pembentukan koalisi internasional untuk melawan milisi IS. Obama memberikan kewenangan serangan udara terhadap sasaran IS di Suriah. Menurut lembaga swadaya masyarakat, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, serangan pada Selasa telah menewaskan sedikt ya 120 orang di Suriah.
Obama juga memberikan kewenangan serangan udara AS terhadap IS dengan target di Suriah, sambil terus melakukan serangan udara di Irak, yang telah dimulai pada Agustus. Serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat menewaskan sedikitnya 120 pejuang jihad di Suriah, Selasa, kata satu kelompok pemantau. Korban tewas termasuk lebih dari 70 anggota IS di Suriah utara dan timur, selain 50 gerilyawan Al-Qaida Suriah, serta delapan warga sipil.