Rabu 24 Sep 2014 08:42 WIB

AS Longgarkan Embargo Senjata ke Vietnam

Rep: Gita Amanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Foto hitam putih Perang Vietnam (Ilustrasi)
Foto: AP
Foto hitam putih Perang Vietnam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Setelah hampir 40 tahun Amerika Serikat menerbangkan tentara terakhirnya dari Vietnam, Washington tengah mempertimbangkan untuk mengangkat embargo senjata terhadap musuh lamanya itu. AS memulai pelonggaran dengan penjualan awal senjata ke Hanoi, dalam rangka menghadapi Angkatan Laut Cina.

Pejabat senior As mengatakan, Washington ingin mendukung Vietnam dengan memperkuat kemampuannya untuk memonitor dan mempertahankan garis pantainya. Ia mengatakan pesawat pengintai P-3 bisa menjadi salah satu obyek penjualan pertama.

Pesawat akan memungkinkan Vietnam melacak kegiatan yang semakin jelas dilakukan Cina di Laut Cina Selatan. Wilayah tersebut telah lama menjadi titik nyala potensial, di mana berbagai negara di kawasan tersebut saling klaim terkait kepemilikan pulau tak berpenghuni.

Dua pejabat senior pemerintahan Presiden Barack Obama mengatakan, pembicaraan tentang pelonggaran embargo sedang berlangsung di Washington. Keputusan dari sidang diharapkan sudah dapat dihasilkan akhir tahun ini.

"Suasana hati sudah berubah, dan itu sesuatu yang kami pandang serius. Apa yang kami temukan adalah mitra di mana kepentingan kami bertemu," kata salah satu pejabat.

Rencana kembali menghangatkan hubungan dengan Vietnam sejalan dengan strategi Obama untuk memfokuskan kembali kerjasama ekonomi, politik dan militer dengan Asia. Langkah mengangkat embargo mengembalikan hubungan antara AS dan Vietnam, selama lebih dari dua dekade.

Dua eksekutif senior di industri senjata AS mengatakan pada Reuters, mereka berharap pemerintah AS segera mencabut embargo. Menurut mereka ada banyak diskusi mengenai kemungkinan penjualan senjata ke Vietnam.

"Ini adalah daerah yang menjanjikan bagi kami," kata salah satunya.

Kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan komentar terkait rencana ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement