REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama berjanji akan melanjutkan serangannya terhadap ISIS. Alasannya, langkah ini sangat penting bagi keamanan negaranya serta di Timur Tengah dan dunia.
"Sekali lagi, bagi siapa saja yang berencana menyerang Amerika dan membahayakan warga Amerika, kami akan menyerang teroris yang mengancam warga kami," katanya seperti dilansir dari Aljazeera.
Ia memprediksi pertempuran gabungan melawan ISIS akan memakan waktu lebih lama. Ia pun mengaku akan menggalang dukungan internasional.
Menurutnya, partisipasi kelima negara Arab dalam serangan udaranya melawan ISIS di Suriah menjelaskan Amerika tidak bertindak sendirian. Obama pun mengaku bangga dengan kelima negara tersebut, yakni Bahrain, Qatar, Arab Saudi, Yordania, dan Uni Emirat Arab.
Koalisi militer AS telah melancarkan serangannya pada Selasa pagi terhadap ISIS di utara dan timur Suriah. Serangan ini juga menghantam jaringan al-Qaeda di Suriah yang dikenal sebagai Nusra Front. Washington pun menganggap kelompok teroris tersebut telah mengancam keberadaan AS.
Serangan ini tidak menyebabkan adanya korban jiwa warga sipil. Meskipun begitu, penyelidikan masih akan dilanjutkan. AS dan sekutunya melancarkan serangan udaranya pada pukul 3 pagi waktu Suriah pada Selasa (23/9).
Yordania, Bahrain, dan Uni Emirat Arab menyatakan militer udaranya terlibat dalam serangan ini. Yordania mengaku tak akan ragu untuk mengambil langkah lebih jauh menargetkan dan membunuh teroris yang berusaha menyerang negaranya.
Serangan tersebut berhasil menghantam tempat pelatihan ISIS dan pusat komando, gudang penyimpanan dan kendaraan di Raqqa. Menurut pejabat AS, mereka juga menargetkan ISIS di Deir ez-Zour, Abu Kamal, dan Hasaka.