REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama memuji dukungan negara-negara Arab dalam serangan udara AS terhadap kelompok radikal ISIS.
"Ini bukan pertempuran Amerika sendiri," katanya dilansir dari BBC.
Pernyataannya ini disampaikan beberapa jam setelah AS dan negara Arab melancarkan serangan udara pertamanya terhadap ISIS di Suriah.
Obama membenarkan kelima negara Arab, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, dan Qatar telah terlibat dalam serangan ini. Menurut para aktivis, sekitar 70 anggota ISIS dan 50 anggota jaringan al-Qaeda tewas dalam serangan ini.
Obama juga mengatakan jaringan al-Qaeda yang dikenal sebagai Khorasan juga ditargetkan dalam serangan udara di Suriah. Menurut pejabat AS kelompok tersebut berencana melancarkan serangan terhadap Barat dan telah mendirikan tempat yang aman di barat Aleppo.
Juru bicara departemen luar negeri AS, Jen Psaki, mengatakan AS telah memperingatkan Suriah agar tidak terlibat dalam serangan udara AS. Lanjutnya, AS pun tidak meminta izin atau memberikan peringatan kapan mereka akan menyerang.
Pentagon mengatakan dalam serangan ini, mereka mengerahkan jet tempur, pesawat tak berawak, dan misil Tomahawk. Hingga kini, AS tercatat telah melancarkan serangan udaranya hampir 200 kali di Irak sejak Agustus silam. Namun, serangan di Suriah ini merupakan serangan yang pertama kalinya dilakukan.
Serangan ini menargetkan markas utama ISIS di Raqqa serta tempat pelatihan, kendaraan dan gudang penyimpanan. Menurut juru bicara Pentagon, Letnan Jenderal Bill Mayville, mereka terbagi dalam tiga gelombang.
Serangan gelombang pertama dilakukan oleh jet tempur AS. Kemudian negara Arab terlibat dalam serangan gelombang kedua dan ketiga.