REPUBLIKA.CO.ID, TEl AVIV -- Militer Israel merupakan salah satu angkatan bersenjara terkuat di dunia. Selain diduga mempunyai arsenal nuklir yang canggih, pasukan Israel yang dikenal dengan singkatan IDF juga mempunyai pasukan yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dan keagamaan.
Salah satu unit di IDF adalah Katibah Assaif atau the IDF Sword Battalion dan dikenal juga dengan nama Unit 300.
Unit ini dikhususkan untuk prajurit dari kalangan minoritas khusunya dari masyarakat Druze.
Druze merupakan sempalan keyakinan yang mempunyai akar dari mazhab Ismailiyah di Mesir sebuah aliran Syiah di Islam.
Unit yang didirikan tahun 1948 ini terdiri dari para pembelot Arab Liberation Army. (Baca: Benarkah 'Kekhalifahan Amerika' akan Berdiri di Dunia?)
Dalam perjalanannya unit ini juga menerima pasukan dari kalangan Badui dan Sirkasia. Orang-rang Sirkasia dikenal jago berperang dan berasal dari Kaukasia, sebagian di Rusia sekarang.
Dalam operasi Hiram tahun 1948, unit ini diterjunkan pertama sekali dan dilaporkan selalu terlibat dan setiap konflik yang yang melibatkan IDF sampai sekarang.
Unit ini juga mempunyai cabang pasukan khusus yang berstatus Sayeret. (Baca: Film 'Ameer Got His Gun', Kisahkan Patriotisme Arab Muslim untuk Israel)
Dinamika dalam IDF pernah membuat anggota pasukan ini merasa didiskriminasi. Berbagai kalangan Druze pernah dilaporkan menolak menjadi wajib militer di IDF karena itu.
Namun, sampai sekarang batalyon ini masih eksis dalam IDF.