REPUBLIKA.CO.ID, KABUL-- Satu hal yang belum baik dilakukan militer AS terkait serangan terhadap ISIS di Irak adalah, koordinasi dengan pasukan darat Irak. "Pasukan kami bergerak maju dan ketika mereka maju, mereka membutuhkan perlindungan udara, mereka butuh dukungan. Tapi dukungan tak datang," kata Perdana Menteri Irak, Haider al-Abad, pada Selasa (23/9).
Namun demikian, ia senang melihat Amerika Serikat dan sekutu Arabnya menyerang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia berharap penyerangan dapat melumpuhkan ISIS yang dianggapnya kian membahayakan.
Perdana Menteri ini mengatakan pada CNN, Irak telah membayar harga yang mahal untuk polarisasi di wilayah dan ketidakstabilan di Suriah. Ia mengatakan, pejuang ISIS telah menimbulkan sakit yang luar biasa, penderitaan dan kerugian pada orang-orang yang menyeberang ke Irak.
Abadi berharap, serangan udara akan dilakukan sesuai janji Presiden Barack Obama untuk mengancurkan ISIS. Ia berharap koalisi yang dipimpin AS dapat bertindak cepat sebelum ISIS semakin membahayakan.
"Kami sudah memperingatkan, ini akan berakhir dengan pertumpahan darah jika tak dihentikan. Tapi tak ada yang mendengarkan," kata Abadi.