REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Berbicara di hadapan lebih dari 120 pemimpin dunia di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berjanji akan melakukan usaha lebih.
''Tak ada negara yang imun dari dampak kerusakan akibat persoalan ini. Kita tidak bisa menitipkan kepada anak cucu kita masa depan yang mereka tak mampu perbaiki,'' kata Obama seperti dikutip Live Science, Selasa (23/9).
Obama dan para pemimpin dunia berjanji untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Sayangnya, ini tidak diiringi adanya pakta bersama yang mengikat.
Pertemuan ini hanya diharapkan bisa makin memicu dukungan untuk merumuskan langkah dalam konferensi perubahan iklim di Paris pada 2015 mendatang.
Obama mengajak para pemimpin dunia untuk menghilangkan ketakutan melawan perubahan iklim sebagai kemubaziran ekonomi. Ia mengakui peran AS sangat penting dalam isu ini.
''Kita hanya bisa sukses melawan perubahan iklim jika kita bersatu dan bergerak bersama,'' kata dia. Ia menambahkan segala upaya yang dikembangkan akan membuat komunitas global lebih siap menghadapi cuaca ekstrim yang makin sering terjadi.
AS merupakan penghasil emisi gas rumah kaca ke dua terbesar setelah Cina.
Presiden Cina Xi Jinping sendiri tidak hadir dalam pertemuan di markas PBB itu. Namun Obama sempat melakukan pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri Cina Zhang Gaoli.
Gedung Putih juga mengumumkan penangan perubahan iklim masuk dalam agenda kerja pengembangan internasional. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan teknologi untuk prakiraan cuaca ekstrim 30 hingga 15 hari sebelum kejadian.