Kamis 25 Sep 2014 04:40 WIB

Presiden Islandia: Kesalahan Membuat Kita Belajar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Republik Islandia, Olafur Ragnar Grimsson
Foto: Reuters
Presiden Republik Islandia, Olafur Ragnar Grimsson

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bola lampu, vaksin polio dan internet memiliki satu persamaan, yakni kesalahan. Ketakutan berbuat salah membuat orang tak berani mengambil resiko. Padahal, berbuat salah justru penting untuk belajar.

''Secara mendasar kita harus melakukan kesalahan,'' kata Presiden Republik Islandia, Olafur Ragnar Grimsson dalam Clinton Global Initiative, seperti dikutip Live Science, Selasa (23/9).

Forum ini merupakan hasil bentukan mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada 2005 untuk mengumpulkan para pemimpin dunia guna mencari solusi masalah global seperti kemiskinan dan perubahan iklim.

Membawakan topik 'Bisakah Kita Gagal Lebih Cepat dan Lebih Hebat Untuk Mendapat Dampak Lebih Luar Biasa?', Grimsson melihat ketakutan ini bahkan terlihat dalam forum itu dimana peserta tidak banyak memberi umpan balik. Mentalitas ini harus diubah.

Pada 2008 hingga 2011, Islandia mengalami krisis keuangan dan berhasil bertransformasi menjadi contoh yang sempat gagal namun akhirnya sukses.

Saat itu bank sentral Islandia menggelar referendum publik apakah bank sentral harus mengatasi persoalan pajak dengan bailout. Namun langkah itu ternyata salah besar. ''Demokrasi agaknya tidak dikenal dalam penanganan krisis perbankan,'' kata Grimsson.

Dari kesalahan itu Islandia gagal membuat terobosan ekonomi. Saat perbankan gagal, semua potensi kemampuan teknologi, teknisi, matemetikawan dan ahli IT dikerahkan dan perubahan bisa dilakukan.

Grimsson mengatakan masyarakat harus berubah. Saat pemimpin politik bermaksud melakukan perubahan dan ternyata gagal, mereka tak harus menanggung apa-apa di pemilihan selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement