REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande mengecam pembunuhan turis Herve Gourdel di Aljazair oleh kelompok jaringan ISIS. Ia menyebut aksi tersebut kejam dan pengecut.
Hollande mengatakan serangan udara Prancis terhadap ISIS di Irak masih akan tetap berlanjut. Kelompok Jund al-Khilafa membunuh Gourdel (55 tahun) setelah mereka mendesak Prancis menghentikan serangan udaranya ke ISIS di Irak. Namun, Prancis tak menghentikannya.
"Prancis akan melewati cobaan pembunuhan terhadap warganya, tetapi Prancis tidak akan pernah menyerah pada aksi kriminal ini," kata Hollande seperti dilansir BBC.
Menurutnya, upaya memerangi terorisme harus berlanjut.
"Kami akan melanjutkan menyerang terorisme di mana saja. Khususnya melawan kelompok ISIS yang menyebarkan kematian di Irak dan Suriah," tambahnya.
Ia menjelaskan, Gourdel dibunuh karena merupakan warga yang mewakili Prancis yang membela martabat manusia melawan tindakan yang kejam.
Sementara itu, Aljazair mengatakan akan berupaya menangkap para pelaku. "Aljazair tidak akan pernah tunduk pada terorisme dan keadilan akan ditegakkan. Komitmen kami untuk melawan kelompok ini justru semakin kuat," kata menlu Ramtane Lamamra.
Jund al-Khilafa merilis sebuah video pembunuhan Gourdel yang berjudul Messages of Blood for the French Government. Tercatat, ISIS telah membunuh tiga tawanan yang berasal dari Barat sejak Agustus lalu.
Kelompok ini juga mengancam akan membunuh Alan Henning seorang pengemudi taksi dari Inggris yang diculik saat bergabung dalam misi kemanusiaan di Suriah pada Desember lalu.