REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Industri pertambangan makin lesu di Australia. Salah satu korban kelesuan ini adalah para pekerja profesional, seperti ilmuwan bidang geologi, teknik kimia dan metalurgi.
Badan-badan usaha pertambangan tengah berusaha menurunkan biaya, dikarenakan harga komoditas yang terus menurun. Eksplorasi dan kontraktor pun dikurangi.
Salah seorang yang merasakan dampak kelesuan ini adalah Peter Macintosh. Ia sudah pernah menikmati sukses di bidang industri sumber daya, sebagai ahli teknik kimia dan bahkan bos perusahaan, selama bertahun-tahun. Namun, selama dua tahun terakhir Ia kesulitan mencari kerja di industri ini.
"Sejauh ini, mustahil mendapatkan kerja permanen," cerita Macintosh, "Saya berhasil mendapatkan beberapa pekerjaan sementara, tapi jumlahnya terbatas."
Sementara ini, Ia terpaksa menggunakan uang dari tabungannya. Ia pun melirik sumber pendapatan lain, seperti investasi dan memulai usaha sendiri.
Biro Sumberdaya dan Ekonomi Energi atau Bureau of Resources and Energy Economics (BREE), yaitu lembaga prediksi komoditas Australia, menyatakan dalam perkiraan caturwulannya yang terakhir bahwa tahun finansial lalu terjadi penurunan eksplorasi sebesar 12 persen.
Insititut Mineral dan Metalurgi Australasia (AusIMM) adalah perwakilan pekerja profesional bidang pertambangan. Contohnya para geolog, ahli metalurgi dan teknik kimia.
Dalam survei terakhir tentang 14.000 anggotanya, lembaga ini mendapati bahwa 12,2 persen dari anggotanya menganggur. Tingkat pengangguran ini dua kali lipat tingkat pengangguran nasional Australia. "Saat ini, yang terlihat adalah pergeseran dari program-program eksplorasi besar. Ini artinya para geolog, terutama ahli geosains, terkena dampak gelombang pengangguran ini." jelas Michael Catchpole, ketua AusIMM baru-baru ini.
Catchpole menjelaskan bahwa satu dari tiap sepuluh pekerja profesional bidang pertambangan mengalami pemecatan selama satu tahun terakhir.
Ia meminta agar pekerja profesional pertambangan dihapus dari daftar mereka yang berhak mendapat visa 457, yaitu visa bekerja sementara, karena tingkat pengangguran di industri pertambangan di Australia begitu tinggi.
Badan Konsultasi Geologis CSA Global, yang bermarkas di Perth, telah memecat sekitar 40 persen pegawainya sejak puncak booming industri tambang.