REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan epidemi ebola dapat segera dikendalikan. WHO mengatakan, Rabu (24/9), vaksin ebola dengan jumlah yang memadai akan tersedia pada akhir tahun ini.
Hal tersebut akan menjadikan epidemi ebola saat ini yang pertama diatasi dengan vaksin atau obat selama hampir 40 tahun sejak penyakit itu pertama kali ditemukan.
Karena ebola hanya muncul secara sporadis, hanya tersedia sedikit insentif untuk mengembangkan obat atau vaksin. Sebagian besar kandidat yang menjanjikan dibiayai pemerintah.
"Kemungkinan tanpa adanya vaksin, kita tidak akan bisa menghentikan epidemi. Pada wabah kali ini kita mencapai batas yang bisa dicapai dalam penanganan klasik," ujar Direktur London School of Hygiene and Tropical Medicine Peter Piot dalam konferensi pers pekan ini.
Ebola telah menginfeksi lebih dari 5.800 orang di Liberia, Sierra Leone, Guinea, Nigeria dan Senegal. Cakupan epidemi yang luas membuat pemerintah memberlakukan langkah keras untuk mengendalikannya.
Misalnya, larangan bagi warga untuk keluar rumah di Sierra Leone selama tiga hari. Langkah tersebut dilakukan untuk mencari warga yang terinfeksi dan memberi informasi mengenai ebola.
Pada Rabu, Sierra Leone mengatakan lebih dari 30 kasus positif ebola ditemukan saat larangan keluar rumah diberlakukan. Selama tiga hari jumlah warga yang positif ebola sebanyak 160.
Ebola ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk keringat. Jenazah korban ebola juga bisa menularkan penyakit. Metode konvensional untuk mengendalikan ebola, yakni mengisolasi si sakit dan melacak semua orang yang melakukan kontak dengan penderita kurang efektif mengingat skala epidemi yang terjadi.