Kamis 25 Sep 2014 16:04 WIB

Ladang Minyak di Irak Diserang AS, Lho Kok?

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang serdadu Irak menjaga salah satu kilang minyak Irak di Basrah.
Foto: AP
Seorang serdadu Irak menjaga salah satu kilang minyak Irak di Basrah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Dalam pernyataan resminya, Pusat Komando AS mengatakan telah melancarkan 13 serangannya terhadap 12 kilang minyak ISIS. Mereka juga mengaku telah menghancurkan sebuah kendaraan ISIS.

"Kami masih mendata hasil serang yang ditargetkan pada kilang minyak. Tetapi hasil awal menunjukan serangan berhasil dilakukan," kata Pusat Komando. Menurut militer AS, kilang minyak ini dapat menghasilkan pendapatan hingga jutaan dolar.

Kilang minyak ini merupakan sumber penting bagi kelompok radikal tersebut. "Kilang minyak dengan skala kecil ini memberikan bahan bakar bagi operasi ISIS, menghasilkan uang untuk mendanai serangan mereka di Irak dan Suriah, serta merupakan aset ekonomi untuk mendukung operasi mereka selanjutnya," kata militer.

Namun, masih belum jelas berapa banyak jumlah minyak mentah atau minyak yang disuling oleh ISIS yang akan dijual. Menurut kepala Administrasi Informasi Energi AS, Adam Sieminski, kelompok ini memproduksi kurang dari 100 ribu minyak mentah tiap harinya.

Nicholas Rasmussen, wakil direktor Pusat Konterterrorisme Nasional, menyatakan pendapatan ISIS dari hasil penjualan minyak di pasar gelap serta penyelundupan, perampokan, dan pembayaran tebusan tahanan mencapai 1 juta dolar tiap harinya.

Sementara itu, menurut para aktivis, serangan lebih lanjut juga ditargetkan pada kota Kobani, daerah yang telah dikepung oleh ISIS pada pekan lalu. Ribuan orang pun telah melarikan diri akibat pembantaian yang dilakukan oleh kelompok radikal ini.

Sejauh ini, AS tercatat telah melancarkan 200 serangan udaranya di Irak dalam beberapa pekan terakhir. Dalam serangan terakhir ini, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab turut bergabung dan menargetkan sejumlah fasilitas di sekitar al-Mayadeen, al-Hasakah, dan Albu Kamal di timur Suriah.

Beberapa jam kemudian, Perdana Menteri Inggris David Cameron pun mengatakan Inggris akan bergabung dalam serangan udara AS melawan ISIS di Irak. "Karena itu saya menyerukan kepada parlemen Inggris pada Jumat untuk menyetujui Inggris berpartisipasi dalam serangan udara internasional melawan ISIS di Irak," katanya di hadapan 193 anggota Majelis Umum PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement