REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ibu negara Amerika Serikat Michelle Obama mendesak para pemimpin internasional untuk menunjukkan keberanian dan komitmen pada anak-anak perempuan yang berkorban untuk dapat bersekolah - seperti anak sekolah Nigeria yang diculik.
Ia meminta para pemimpin tersebut untuk menyediakan kualitas pendidikan yang layak bagi seluruh anak-anak di dunia.
Michelle menyampaikan pidatonya di sebuah acara yang didedikasikan untuk memerangi krisis pembelajaran global dan diselenggarakan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pendidikan universal bagi setiap anak di dunia adalah salah satu dari sejumlah Tujuan Pembangunan Milenium PBB yang telah ditargetkan dicapai tahun depan --tetapi diperkirakan gagal.
Data terakhir menunjukkan bahwa 250 juta dari 650 juta anak-anak usia sekolah dasar di seluruh dunia tidak bisa membaca, menulis atau menjawab soal matematika dasar, menurut UNESCO, badan PBB urusan budaya, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.
Ibu negara Amerika Serikat itu kemudian menyebut nama anak sekolah asal Pakistan, Malala Yousafzai, yang menjadi selebriti global setelah mampu bertahan hidup pascaditembak di kepala oleh Taliban karena berkampanye untuk pendidikan anak perempuan, dan lebih dari 200 siswi Nigeria yang diculik oleh milisi Boko Haram.
"Saya merujuk pada anak-anak perempuan seperti Malala, saya merujuk pada para anak perempuan pemberani di Nigeria, saya merujuk pada nasib semua anak perempuan yang tidak akan pernah menjadi berita utama, yang berjalan berjam-jam ke sekolah setiap hari, yang belajar sampai larut malam karena mereka begitu lapar untuk mengisi setiap potensi mereka," kata Michelle.
"Jika kita dapat menunjukkan walau hanya sebagian kecil dari keberanian dan komitmen mereka maka saya tahu kita bisa memberi semua anak-anak perempuan ini pendidikan yang layak."
"Jika kita benar-benar percaya bahwa setiap anak perempuan di setiap sudut dunia layak memperoleh pendidikan seperti anak perempuan dan cucu perempuan kita sendiri, maka kita perlu untuk memperkuat komitmen kita pada upaya ini," katanya.
Namun, ketika mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, yang sekarang menjabat sebagai Utusan khusus PBB untuk pendidikan global, membuat permohonan dana sebesar enam miliar juta dolar untuk mewujudkan pendidikan sekolah dasar universal, ia disambut dengan tepuk tangan yang lemah.
Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova memperingatkan pada bulan Juni bahwa "tidak ada peluang sekecil apa pun" bagi dunia untuk mencapai target pendidikan pembangunan milenium pada tahun depan.
Sebuah laporan yang dikeluarkan UNESCO pada saat itu mengatakan bahwa 58 juta anak usia enam hingga 11 tahun masih tidak sekolah dan kemajuan untuk mengurangi jumlah mereka telah berkurang jauh sejak tahun 2007.
Bokova mengatakan "permasalahan yang belum tuntas" ini tidak hanya melanggar hak-hak dasar manusia, tetapi juga mengancam stabilitas.
"Dari 58 juta anak yang tidak bersekolah, mayoritas berada di daerah konflik, dan ini menjadi bukan hanya masalah martabat manusia, ini juga menjadi masalah keamanan di sebagian besar belahan dunia," katanya.