Jumat 26 Sep 2014 22:33 WIB

Visa Pengungsi Baru di Australia Bisa Untungkan Bisnis Pertanian

Red:
abc news
abc news

Sejumlah petani dan masyarakat perdesaan di Australia menyatakan bahwa program visa baru untuk pengungsi yang ditawarkan pemerintah akan menguntungkan bisnis-bisnis di daerah.

Pemerintah Australia berencana memperkenalkan visa bernama safe haven enterprise visa. Visa ini berlaku selama lima tahun, dan di bawah visa ini, para pencari suaka yang terbukti sebagai pengungsi diwajibkan tinggal dan bekerja di daerah pedesaan.

John Milington, mantan general manager perusahaan Luv-a-Duck, yang bergerak di bidang daging unggas, menyatakan bahwa para pengungsi dari Karen, Burma, telah amat membantu komunitas Nhill, yang tinggal di Victoria bagian barat.

Beberapa tahun lalu, Luv-a-Duck kesulitan berekspansi karena tidak cukup pekerja ahli lokal.

Kemudian Milington mendengar kabar tentang ratusan ribu penduduk dari Karen yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di kawasan perbatasan Thailand dan Burma. "Karen itu negara bagian Burma, seperti juga Victoria itu negara bagian di Australia," jelasnya, "Saat perang dunia II, Karen memihak sekutu sementara bagian Burma yang lain memihak Jepang.

"Jadi ada banyak masalah politik yang terjadi saat Inggris menarik diri dari Burma tahun 1948. Sejak itu, Karen mengalami kekejaman di bawah rezim-rezim lama."

Millington kemudian mendekati sebuah LSM bernama AMES, dan Ia memprakarsai program untuk warga Karen yang statusnya sudah diakui sebagai pengungsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Saat ini, ada lebih dari 150 penduduk Karen yang tinggal di kota Nhill. Kebanyakan dari mereka bekerja di Luv-a-Duck. "Tiga sifat ini banyak dimiliki penduduk Karen: kejujuran, kesetiaan, semangat," ucap Millington baru-baru ini.

Visa safe haven enterprise diberikan pada pengungsi yang memenuhi persyaratan terkait keahlian dan pelatihan.

Mereka yang bekerja tanpa meminta dukungan keuangan selama tiga setengah tahun bisa mendaftar untuk mendapatkan visa-visa jenis lain, guna memperpanjang hak tinggal mereka.

Namun, mereka tidak dianggap penduduk permanen, dan para pengungsi ini tak akan boleh pergi dan kemudian kembali lagi.

Laurie Nowell, dari AMES, menyatakan bahwa visa itu akan diterima dengan baik, tapi hanya bila para pengungsi itu diberi akses yang lebih baik ke pendidikan dan pelatihan.

"Mereka butuh pengajaran bahasa Inggris dan bantuan mencari kerja," ucapnya, "Kami juga ingin agar visa-visa ini menjadi jalan menuju residensi permanen bagi mereka yang berhak."

Kelompok-kelompok bidang pertanian saat ini mempertimbangkan untung-rugi program itu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement