REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar 1.000 relawan dari kawasan Asia-Pasifik telah berusaha untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam, menurut seorang perwira senior militer, Kamis.
Laksamana Samuel Locklear, yang memimpin pasukan Amerika Serikat di Asia sebagai kepala Komando Pasifik, menyampaikan perkiraan itu sehari setelah Amerika Serikat mendorong disepakatinya resolusi yang berisi komitmen kekuatan-kekuatan dunia untuk memblokir gerakan pejuang asing ke Irak dan Suriah.
"Ini tentu adalah masalah yang menarik perhatian kami saat ini," kata Locklear dalam konferensi pers di Washington.
"Mungkin ada sekitar 1.000 calon pejuang yang telah bergerak dari daerah ini, berdasarkan penilaian kami secara keseluruhan."
"Jumlah itu bisa lebih banyak, tapi itu adalah besaran yang saat ini kami percayai," katanya.
Locklear juga mengatakan diberlakukannya perang udara yang diperluas terhadap kelompok IS di Irak dan Suriah tidak berarti jika strategi "penyeimbang" AS ke Asia-Pasifik akan mengalami kemunduran. Ia mengatakan bahwa militer Amerika akan terus mewujudkan rencananya untuk meningkatkan kehadiran dan hubungan pertahanan di kawasan.
Presiden Barack Obama menggarisbawahi keprihatinannya tentang pejuang asing yang berbondong-bondong ke Timur Tengah pada sidang khusus Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis.
Obama memimpin rapat yang mengadopsi resolusi yang menuntut pemerintah mencegah perekrutan dan segala bentuk bantuan kepada para pejuang asing. Resolusi itu menjadikan aktivitas pengumpulan dana atau membantu mengatur perjalanan para pejuang itu merupakan kegiatan ilegal.
Kelompok milisi Islam di Filipina, Abu Sayyaf, telah mengancam akan membunuh salah satu dari dua sandera Jerman kecuali tebusan dibayar dan Berlin menarik dukungannya dari perang udara pimpinan Amerika Serikat terhadap kelompok IS di Irak dan Suriah.
Abu Sayyaf, yang dianggap sebagai "organisasi teroris asing" oleh Amerika Serikat, adalah sebuah kelompok longgar yang terdiri dari beberapa ratus milisi Islam yang diselenggarakan dengan dana Al-Qaeda pada 1990-an.
Manila mengatakan Abu Sayyaf tidak memiliki hubungan yang tulus dengan kelompok IS dan hanya mencoba untuk mengumpulkan uang tunai dengan menyatakan kesetiaan kepada kelompok itu.