Jumat 26 Sep 2014 16:43 WIB

AS Anggarkan Rp 12 Miliar per Bulan Perangi ISIS

ISIS
Foto: Youtube
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHIINGTON -- Biaya perang udara Amerika Serikat di Irak dan Suriah untuk menghancurkan kelompok Daulah Islam (ISIS) akan naik sampai satu miliar dolar AS atau sekitar Rp12 trilyun per bulan, demikian sejumlah pakar mengatakan Kamis.

Sebelumnya pada Agustus lalu, Pentagon memperkirakan bahwa operasi di Irak akan membutuhkan dana sekitar 7,5 juta dolar AS per hari. Namun perhitungan tersebut dilakukan sebelum Presiden Barack Obama mengeluarkan surat perintah perluasan serangan ke Suriah.

Dengan menghitung biaya perluasan serangan, perbaruan peralatan perang berteknologi tinggi dan juga penempatan tim militer kecil di Irak, sejumlah analis anggaran negara mengatakan bahwa total belanja yang harus dikeluarkan Amerika Serikat akan melebihi 10 miliar dolar AS per tahunnya.

Pada malam pertama serangan dengan target Daulah Islam di Suriah, Amerika Serikat menembakkan 47 rudal Tomhawk dan juga mengirim pesawat perang F-22 Raptor.

Satu rudal Tomhawk saja berharga 1,5 juta dolar AS sementara biaya untuk menerbangkan F-22 setiap satu jamnya adalah 68.000 dolar AS.

Meskipun demikian, biaya perang melawan Daulah Islam tersebut masih jauh lebih sedikit dibanding gelontoran dolar yang harus dikeluarkan Amerika Serikat untuk mengirim pasukan darat di Afghanistan dan Irak pada masa lalu.

"Ini masih kecil dibandingkan dengan Afghanistan," kata pakar dari Center for Strategic and Budgetary Assessments, Todd Harrison.

Biaya perang di Afghanistan mencapai satu miliar dolar AS per pekan. Sementara invasi Irak 2003 dan 2011 menghabiskan satu trilyun dolar AS.

Sementara itu pada tahun ini 1.600 tentara telah ditempatkan di Irak guna memimpin koordinasi serangan udara dan berperan sebagai tim penasihat teknis bagi pasukan darat di negara tersebut.

Sebagian besar analis memperkirakan bahwa jumlah tentara darat tersebut akan meningkat dan dengan demikian semakin memperbesar biaya.

Lebih dari itu, pemerintah Amerika Serikat sendiri memperkirakan bahwa perang melawan Daulah Islam akan berlangsung selama berbulan-bulan dan bahkan lebih lama.

Pada 2011 lalu Amerika Serikat dengan dibantu NATO juga melancarkan serangan udara ke Libya untuk menggulingkan pemerintahan Muammar Gadhafi. Pada saat itu, biaya yang harus dikeluarkan Washington adalah satu miliar dolar AS untuk jangka waktu tujuh bulan.

Namun tidak seperti di Libya, Amerika Serikat kali ini harus memainkan peran lebih karena hanya dibantu oleh negara-negara Arab.

"Saya memperkirakan perang ini akan membutuhkan anggaran 15-20 miliar dolar AS setiap tahunnya atau 1,25-1,5 juta dolar AS per bulan," kata Gordon Adams, profesor dari American University.

Di sisi lain, Harrison mengatakan bahwa operasi yang paling banyak membutuhkan biaya adalah penerbangan pesawat mata-mata untuk menemukan titik-titik strategis musuh.

"Amerika Serikat harus memata-matai wilayah yang sangat luas. Hal itu membutuhkan ISR dalam jumlah yang juga sangat banyak," kata Harrison. ISR sendiri adalah misi intelejen, pengintaian, dan pengawasan.

Mengenai misi ISR, Pentagon mengatakan bahwa mereka menerbangkan 60 pesawat mata-mata setiap harinya di atas udara Irak. Dan operasi itu bisa belangsung selama tiga tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement