REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon meyakinkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dukungan PBB untuk rekonstruksi Jalur Gaza dan mendorong dia untuk tetap teguh dalam komitmennya untuk perundingan gencatan senjata. Hal ini disampaikan dalam pertemuan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB ke-69.
Para pejabat membahas situasi di Gaza dan konferensi Kairo mendatang mengenai Palestina, serta kemajuan yang dibuat selama pembicaraan antar-Palestina yang sedang berlangsung di Kairo. Mereka juga membahas prakarsa diplomatik Presiden Abbas dan masa depan proses perdamaian Timur Tengah.
PBB telah menengahi kesepakatan Israel-Palestina mengenai impor bahan-bahan konstruksi untuk Gaza guna memastikan hal itu tidak akan dialihkan kepada kelompok Hamas, kata seorang utusan Selasa.
Perjanjian tentang pemantauan pasokan bahan itu "harus dipersiapkan dan berjalan tanpa penundaan," kata Robert Serry, utusan PBB untuk Timur Tengah.
Kesepakatan, yang diumumkan oleh Serry pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, akan memungkinkan perusahaan swasta untuk bergerak membangun Gaza setelah perang 50-hari baru-baru ini melanda daerah kantong itu, menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina.
Hal ini bertujuan mengatasi keprihatinan Israel bahwa semen dan bahan lainnya bisa digunakan untuk membangun kembali terowongan Hamas dengan mendirikan mekanisme pengawasan impor PBB.
Serry menggambarkan kehancuran di Gaza sebagai "benar-benar mengejutkan," dengan sekitar 18.000 rumah diratakan atau rusak parah sementara 65.000 warga Palestina masih berada di tempat-tempat penampungan yang dikelola PBB, dan 100.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.
Dia menyerukan pembukaan kembali titik-titik persimpangan untuk memungkinkan pengiriman bahan bangunan dan menekankan, bahwa tindakan cepat rekonstruksi Gaza akan memberikan "sinyal harapan kepada rakyat Gaza."
Mesir akan menjadi tuan rumah konferensi donor untuk rekonstruksi Gaza pada 12 Oktober, didukung oleh Norwegia.
"Krisis di Gaza masih jauh dari selesai dan jendela kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kritis serta menstabilkan situasi dalam waktu pendek," Serry memperingatkan.