Sabtu 27 Sep 2014 19:15 WIB

Nusra Didesak Berdamai dengan ISIS untuk Lawan AS

Rep: c64/ Red: Mansyur Faqih
ISIS
Foto: VOA
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Afiliasi kelompok gerakan jihad terbesar Alqaeda, Jabhat Al Nusra mengalami tekanan yang kuat dari anggota agar berdamai dan bergabung dengan ISIS untuk melawan AS.

Desakan itu muncul setelah beberapa pekan terkahir serangan udara menyerang kedua kelompok itu. Namun, langkah ini memberatkan Nusra yang harus berjanji kesetiaan kepada kelompok yang telah menyatakan kekhalifajan di wilayah Irak dan Suriah.

"Hal itu akan secara efektif mengakhiri Alqaeda ke depannya," ujar kelompok pejuang itu seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/9).

Jabhat Al Nusra merupakan salah satu bagian kekuatan Alqaeda yang paling efektif memerangi Presiden Bashar Al Assad yang melemah pada tahun ini oleh pertempuran dengan ISIS. Sementara ISIS memang kerap disebut sempalan Alqaeda. Namun, seringkali menggunakan metode kejam seperti pemenggalan dan eksekusi massal. 

Beberapa hari yang lalu, serangan yang dipimpin AS telah mengahantam Nusra dan ISIS di Suriah. Hal itu pun membuat geram kelompok Nusra.

Dampaknya, banyak para anggota yang mengatakan, Barat dan sekutu-sekutunya telah bergabung dalam perang salib. Yaitu, kampanye melawan Islam. 

Sumber dekat Nusra mengatakan, beberapa pejuang yang begabung melawan ISIS. Artinya, ada perasaan untuk mulai mengesampingkan perbedaan di antara dua kelompok itu.

"Ada seruan-seruan garis keras di dalam Nusra yang mendorong rekonsiliasi dengan ISIS," seorang sumber dekat Nusra meski pun ia menyatakan meragukan hal itu akan terjadi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement