Ahad 28 Sep 2014 16:01 WIB

Pembicaraan Nuklir Iran Buntu

Rep: Gita amanda/ Red: Esthi Maharani
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran
Foto: VOA
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Pembicaraan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia menemui jalan buntu. Sementara batas akhir untuk mencapai kesepakatan semakin mendekati waktunya.

Amerika, Uni Eropa dan negara-negara lain sebelumnya telah menyuarakan kecurigaan bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Namun Presiden Iran Hassan Rouhani berulang kali membantah klaim tersebut.

Pembicaraan saat ini bertujuan untuk menyetujui pembatasan untuk pembuatan hulu ledak. Namun Iran menolak batasan untuk pengembangan kemampuan nuklirnya.

Pada Jumat, Rouhani mendesak kemajuan lebih cepat dalam negosiasi antara negaranya dengan enam negara kekuatan barat. Mereka sebelumnya mencoba mencapai kesepakatan permanen terkait program nuklir Iran pada 24 November silam. Tapi hanya sedikit kemajuan yang dapat dibuat.

Pemimpin Iran menyarankan kesepakatan dapat mengakhiri pembekuan 30 tahun, dalam hubungan antara Washington dan Teheran. Ini akan menandai awal dari sebuah jalan menuju kolaborasi dan kerjasama.

"Ada langkah-langkah kemajuan, tapi belum signifikan. Waktunya singkat," kata Perdana Menteri Inggris David Cameron di New York seperti dilansir The Independent.

Cameron mengatakan, diskusi kini berfokus pada pencabutan sanksi Barat terhadap Iran. Ini sebagai pertukaran untuk program pengayaan uranium Iran.

Sebuah kesepakatan interim dicapai di Jenewa tahun lalu. Kesepakatan itu membatasi elemen kunci dari kemampuan nuklir Iran dengan imbalan bantuan pembatasan saksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement