Senin 29 Sep 2014 00:54 WIB

Obama Akui Sudah Remehkan Ancaman ISIS

Red: M Akbar
Presiden AS Barrack Obama saat berbicara tentang wabah ebola di New York (26/9).
Foto: Reuters
Presiden AS Barrack Obama saat berbicara tentang wabah ebola di New York (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui telah meremehkan pembentukan kelompok militan saat pemerintahan Suriah runtuh.

Obama, dalam wawancaranya dengan televisi CBS News, mengatakan mantan gerilyawan Al-Qaida yang dikerahkan ke Irak oleh Amerika Serikat dan tentara lokal telah dapat berkumpul di Suriah untuk membentuk kelompok berbahaya Islamic State, yang sebelumnnya menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Saya kira kepala masyarakat intelijen Jim Clapper telah mengakui bahwa mereka meremehkan apa yang telah terjadi di Suriah," kata Obama yang merujuk pada Direktur Intelijen Nasional AS itu, Ahad (28/9) waktu setempat.

Saat ditanya apakah Washington juga meremehkan kemampuan atau kehendak militer Irak yang dilatih AS untuk melawan para militan IS, Obama menjawab, "Itu benar. Itu sangat benar."

Pernyataan Obama itu muncul dalam kutipan sebelum wawancara tanyangan "60 minutes" dan kemudian ditayangkan penuh pada Ahad. Obama mengatakan juru propaganda IS telah menjadi "sangat akrab" dengan media jejaring sosial dan memikat anggota baru dari Eropa, Amerika, Australia, sebagaimana dari negara-negara Muslim.

Presiden AS mengatakan bagian dari penyelesaian IS yaitu militer seraya menyebut serangan yang dipimpin AS untuk menangkal wilayah dan sumber daya kelompok IS. Tapi seperti dilansir dari laporan AFP, Obama mengatakan Suriah dan Irak juga harus menyelesaikan krisis politik mereka.

Koalisi negara-negara Arab dan Barat yang dipimpin AS telah membangun kampanye serangan udara untuk melawan kelompok IS dengan target serangan di Irak dan Suriah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement