Senin 29 Sep 2014 18:39 WIB

Ini Dia Aktivis Paling Ditakuti Pemerintah Cina

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Citra Listya Rini
Aktivis Joshua Wong
Foto: SCMP.com
Aktivis Joshua Wong

REPUBLIKA.CO.ID,  HONGKONG  --  Mengenakan kaos hitam, celana pendek dan sandal jepit, Joshua Wong tidak berbeda dengan siswa sekolah menengah Hongkong lainnya. Namun, pelajar 17 tahun tersebut dengan cepat menjadi kutukan bagi pemerintah Cina. Media pemerintah menyebutnya ekstremis dan mengoloknya dengan sebutan badut.

Dilansir dari NBC News, Wong adalah sosok yang memimpin protes mahasiswa yang menuntut demokrasi penuh bagi Hongkong. Bahkan, ia belum cukup umur untuk menyetir. 

"Mahasiswa dan pemuda mempunyai gairah dan kekuasaan lebih dalam gerakan ini. Pemuda ingin perubahan dan mereka bermimpi ada struktur politik yang lebih baik di masa depan," katanya kepada NBC News di luar gedung pemerintah Hongkong.

Selama dua tahun terakhir, Wong membangun gerakan pemuda prodemokrasi di Hongkong yang setara dengan protes mahasiswa di Lapangan Tiananmen 25 tahun lalu. Tujuan Wong hanya satu yaitu menekan Cina untuk memberi Hongkong hak pilih penuh. 

Wong berusia 14 tahun ketika ia mendirikan Scholarism bersama sejumlah kawannya. Organisasi bentukannya  ini dengan sukses memimpin demonstrasi menentang penerapan sistem pendidikan nasional di Hongkong pada 2012. 

Saat itu, Wong menggerakkan 120 ribu orang, termasuk 13 pendemo yang mogok makan. Kalangan yang mengkritik kurikulum tersebut mengatakan upaya pemerintah itu tidak lebih dari upaya propaganda di sekolah. Pemerintah akhirnya membatalkan kurikulum

Dikutp CNN, Ahad (28/9), Wong mengungkapkan lima tahun lalu mahasiswa Hongkong tidak peduli sama sekali dengan politik. Namun, saat isu soal pendidikan mengemuka, hingga akhirnya Wong dan rekannya mulai peduli dengan politik. 

Ketika Hongkong dikembalikan ke Cina pada 1997, negara itu sepakat sebagai sebuah negara dengan dua sistem. Cina berjanji memberi Hongkong otonomi tingkat tinggi dan hak memilih universal. "Setiap warga harus memiliki hak memilih kandidat pemimpin," kata Wong.

Wong ditahan Jumat (26/9) malam setelah memasuki kompleks pemerintahan. Polisi menggeledah kamar asramanya dan menyita sejumlah barang, termasuk komputer dan teleponnya. Polisi dan juru bicara mahasiswa mengatakan dia dibebaskan pada Ahad (28/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement