Senin 29 Sep 2014 19:28 WIB

Pemberontak Suriah Cemburu AS akan Istimewakan Pejuang Kristen

Konflik berkepanjangan landa Suriah.
Foto: Reuters/Mohammed Abdullah
Konflik berkepanjangan landa Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Koalisi anti-ISIS Amerika Serikat dan sekutu Arabnya dilaporkan sedang membentuk pasukan darat untuk mengimbangi ISIS.

Namun para pemberontak di Suriah, mulai khawatir karena AS tidak menjelaskan dari pihak mana saja yang akan menjadi kekuatan pasukan tersebut.

Dalam sebuah laporan CNN, (26/9), disebutkan sekitar 20 kelompok pembertontak Suriah telah menandatangani kesepakatan bersama untuk mendukung koalisi di Turki. Di antara kelompok tersebut adalah Syriac Military Council - MFS, sebuah milisi pemberontak Kristen di Suriah.

"Dalam kesepakatan tersebut, para pemberontak moderat Muslim dalam naungan Supreme Military Council of Syria setuju untuk membuat aliansi dengan Dewan Militer Kristen Suryani," tulis CNN yang hadir dalam pertemuan tersebut

MFS selama ini merupakan gabungan FSA (Free Syrian Army). FSA terbagi dua dalam merespon serang udara AS dan koalisinya. Sebagian tidak mendukung AS karena agenda serangan koalisi hanya melawan ISIS dan bukan menggulingkan rezim Bashar Al Assad.

Sebagian lagi dari kelompok ini dan dikenal dengan nama Syrian Revolutionary Front telah terlanjur menandatangani kesepakatan dengan ISIS agar tidak saling menyerang antara mereka sebelum rezim jatuh. Serangan AS dinilai hanya memperkuat posisi rezim.

Kekecewaan pendukung FSA memuncak karena AS disebut seperti mengistimewakan pejuang-pejuang Kristen dan kalangan minoritas. Seperti halnya kejadian di Lebanon dan Irak. (Baca: Peneliti Sebut Ada Perang Segi Sembilan di Suriah)

Kekecewaan yang sama pernah diutarakan oleh seorang pengguna Facebook Simon Rhawi yang mengkritik Dewan Militer Kristen Suryani di laman Facebooknya atas sektarianisme yang semakin dominan di konflik Suriah.

"Berhentilah berpikir untuk memecah negara ini menjadi Kristen Suryani, Kurdi dan Arab," tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement