Selasa 30 Sep 2014 10:03 WIB

Presiden Baru Afghanistan Izinkan Pengerahan Tentara AS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
Kandidat presiden Afghanistan, Ashraf Ghani (kanan) dan Abdullah Abdullah (kiri) bersama Menlu AS John Kerry
Foto: ap
Kandidat presiden Afghanistan, Ashraf Ghani (kanan) dan Abdullah Abdullah (kiri) bersama Menlu AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Pemerintahan baru Afghanistan yang dipimpin presiden terpilih, Ashraf Ghani akan menandatangani kesepakatan pengerahan sejumlah pasukan AS di negara itu.

Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA) ini rencananya akan ditandatangani pada Selasa (30/9) oleh menteri senior. Padahal, presiden sebelumnya, Hamid Karzai menyatakan penolakannya untuk menandatangani kesepakatan ini.

Dalam kesepakatan keamanan bilateral, sejumlah pasukan asing diizinkan berada di negara ini untuk melakukan operasi konter-terorisme.

Mereka juga dikerahkan untuk mendukung dan melatih pasukan Afghanistan. Pengerahan pasukan AS akan dibagi pada akhir 2015 dan sebagian besar akan ditarik pada akhir 2016.

Akibatnya, hubungan AS dan Afganistan pun menegang dan meningkatkan kekhawatiran terkait keamanan. Sebagian besar pasukan NATO akan ditarik pada tahun ini. Sehingga, hanya tersisa 9.800 pasukan AS di negara tersebut.

Ashraf Ghani dilantik sebagai presiden baru Afghanistan pada Senin. Ia menggantikan Presiden Karzai setelah pemilu di negara tersebut mengalami kebuntuan. Dengan bantuan mediasi dari AS, Ghani pun berbagi kekuasaan dengan Abdullah Abdullah yang menjabat sebagai kepala eksekutif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement