REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menlu Suriah Walid al-Muallem menyebutkan serangan bom AS seharusnya diperluas dan ditargetkan pada kelompok militan lainnya, selain ISIS. Ia pun menegaskan, perang terhadap terorisme sesuai dengan tujuan rezim Suriah.
Al-Muallem mengatakan kelompok ISIS, Nusra Front, dan semua yang menentang rezim Assad merupakan kelompok yang sama. Karena itu seharusnya juga menjadi target AS.
"Mereka memiliki ideologi yang sama. Mereka memiliki ideologi ekstrem," kata Walid al-Moallem, seperti dilansir dari Associated Press.
Ia pun mendesak serangan udara AS juga dilakukan terhadap semua pemberontak yang melawan pemerintahan Presiden Bashar Assad.
Sebelumnya saat berpidato di Majelis Umum PBB, menlu Suriah menyebut AS memiliki kebijakan ganda saat menyerang militan di Suriah.
Padahal, AS juga memberikan bantuan dana, senjata, dan pelatihan kepada kelompok lainnya yang dapat memicu kekerasan dan terorisme.
Menurutnya, tindakan tersebut dapat menyebabkan ekstremisme di sejumlah negara, termasuk Suriah, Irak, dan Lebanon, semakin tumbuh. AS dan sekutu Arabnya telah melancarkan serangan udara pekan lalu di Suriah.
Mereka menargetkan fasilitas militer ISIS, kamp pelatihan, gudang senjata, dan kilang minyak yang dikuasai ISIS. Sejumlah serangan awal yang dilakukan di Suriah telah menargekan kelompok Nusra Front yang merupakan jaringan Alqaeda dan menewaskan puluhan anggotanya.
Washington pun mengatakan tengah berupaya menghentikan penyebaran jaringan Alqaeda yang dikenal sebagai kelompok Khorasan. Karena, menurut AS, kelompok ini tengah merencanakan serangan terhadap kepentingan Amerika dan Barat.