REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat meminta pemimpin Hongkong menahan diri setelah polisi menembakkan gas air mata ke demonstran prodemokrasi, Senin (29/9).
"Amerika Serikat mendesak otoritas Hongkong menahan diri dan kepada demonstran agar mengemukakan pendapat dengan damai," ujar juru bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada wartawan, dikutip dari AFP, Senin.
Dia mengatakan AS mendukung hak pilih universal di Hongkong sesuai dengan UUD dan aspirasi rakyat Hongkong.
"Kami percaya sebuah masyarakat yang terbuka dengan tingkat otonomi tertinggi yang dipimpin berdasarkan hukum penting bagi stabilitas dan kesejahteraan Hongkong," kata dia.
Ketegangan yang meningkat di Hongkong memunculkan petisi online yang meminta Presiden AS Barack Obama menekan Cina untuk menghindari pembantaian Tiananmen kedua di Hongkong.
Jika dalam 30 hari sebanyak 100 ribu orang menandatangani petisi tersebut, pemerintah AS akan memberi tanggapan.