Selasa 30 Sep 2014 20:58 WIB

Polisi Australia Tangkap Pria Penyokong Dana ISIS di Melbourne

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Australia menangkap seorang pria yang diduga berperan sebagai penyedia dana bagi organisasi teroris. Penangkapan ini berlangsung setelah lebih dari 100 personel Kepolisian Federal Australia menggeledah sejumlah rumah di Kota Melbourne.

Petinggi Kepolisian Federal Australia (AFP), Neil Gaughan mengatakan pria bernama Hassan El Sabsabi, 23, dari Seabrook ditangkap karena diduga menyediakan dana senilai $12 ribu untuk memberangkatkan seorang warga negara Amerika berperang di Suriah.

AFP mengatakan pria tersebut akan didakwa dengan setidaknya tujuh pelanggaran hukum karena secara sengaja menyediakan dana bagi organisasi teroris ISIS dan kelompok teroris afiliasi Al-Qaeda, Jabhat al-Nusra.

El Sabsabi, hari ini muncul sebentar di pengadilan yang mendengarkan keterangan dari penyelidik yang berhasil menyadap ratusan panggilan telepon dan pesan teks dan mengumpulkan materi berjumlah lebih dari 25 ribu halaman.

Asisten Komisaris AFP, Neil Gaughan mengatakan penangkapan hari ini tidak lepas dari informasi yang diberikan FBI.  "Penggeledahan ini merupakan puncak dari penyelidikan yang telah berlangsung selama delapan bulan yang dimulai dengan mengikuti informasi yang diberikan oleh Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat," katanya. 

 
Asisten Komisaris mengatakan mereka memutuskan melakukan penangkapan karena khawatir pria itu hendak melakukan transaksi lain dengan pria di Suriah. 
 
Polisi mengatakan mereka percaya pria itu bertindak sendirian. AFP juga menyatakan pihaknya juga melakukan penggeledahan di  Seabrook, Kealba, Meadow Heights, Broadmeadows dan Flemington, aksi penggeledahan ini berlangsung pukul 6:45 pagi waktu setempat.

Penggeledahan ini menurut AFP tidak terkait dengan insiden penusukan 2 personil polisi pekan lalu maupun penangkapan Numan Haider, dari aksi penggeledahan ini polisi tidak menemukan senjata maupun bahan peledak.

AFP juga menyatakan pihaknya tidak menerima informasi intelegen yang mengindikasikan pria ini terlibat dalam rencana serangan teror, maupun memiliki keterkaitan dengan remaja berusia 18 tahun yang tewas dibekuk dalam insiden di Endeavour Hills pekan lalu," papar Asisten Komisioner itu.

"Tidak diragukan lagi kalau saat ini aparat penegak hukum dan badan keamanan saat ini tengah melakukan operasi di lingkungan yang kompleks dan ada eskalasi kegiatan operasi kontra terorisme dalam kurun waktu 12 bulan terakhir," 

 
Gaughan juga mengatakan dari penggeledahan ini aparat polisi berhasil menyita sejumlah bukti elektronik yang akan dianalisa oleh penyidik.

"Untuk alasan privasi kami tidak akan masuk ke rincian latar belakang pria yang terlibat pagi ini." 

 
Asisten Komisaris mengatakan ini merupakan pertama kalinya polisi mengetahui ada warga Australia yang mensponsori seseorang untuk pergi dan berperang ke Suriah.
 
Penggerebekan terjadi kurang dari tiga minggu setelah peringatan terorisme Australia dinaikkan statusnya ke tingkat tinggi (high), yang berarti ada kemungkinan akan terjadi serangan teror, meskipun pihak berwenang mengaku mereka tidak tahu rencana ancaman teror yang khusus.
 
Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan lembaga intelejen Australia merekomendasikan adanya peningkatan status ancaman keamanan menyusul keberadaan sejumlah warga Australia yang ikut berperang dan mendukung kelompok teroris di Timur Tengah.
 
Awal bulan ini, lebih dari 800 orang personel polisi juga menggelar penggerebakan di sejumlah rumah di Sydney dan Brisbane.

Sekitar 8 petugas tak berseragam, umumnya dari AFP, begitu juga anjing pelacak terlibat dalam operasi penggeledahan di Seabrook pada Selasa (30/9).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement