REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepala Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying Selasa mendesak para pemimpin protes agar "segera" menarik pengikut mereka dari jalan-jalan dalam komentar publik pertamanya sejak demonstran mendapat tembakan gas air mata oleh polisi.
"Para pendiri "Occupy Central" telah mengatakan berulang kali bahwa jika gerakan ini keluar kendali, mereka akan meminta untuk berhenti. Saya sekarang meminta mereka memenuhi janji yang mereka buat untuk masyarakat, dan segera menghentikan unjuk rasa ini," kata Leung.
"Occupy Central" adalah nama julukan gerakan kelompok akar rumput utama di balik dua hari terakhir protes jalanan itu.
Sejumlah kelompok mahasiswa yang terpisah dari "Occupy" juga menjadi ujung tombak kampanye untuk demokrasi sejati di bekas koloni Inggris itu.
Namun "Occupy Central" menolak tuntutan Leung dan memperbaharui seruan agar dia mundur.
"Jika Leung Chun-ying mengumumkan pengunduran dirinya, tugas ini setidaknya untuk sementara akan berhenti dalam waktu singkat, dan kami akan memutuskan langkah selanjutnya," kata seorang pendiri Chan Kin-man kepada wartawan setelah komentar Leung.
"Ini akan menjadi sinyal yang sangat penting, maka setidaknya kita tahu Pemerintah telah mengubah sikap mereka dan ingin mengatasi krisis ini," katanya.
Cina, Selasa, menyebut unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong tidak sah, sementara media pemerintah menegaskan Beijing tidak akan menyerah tetapi menunggu opini publik untuk melawan protes itu.
Puluhan ribu orang, yang berada di pusat bisnis internasional, berikrar tidak aan menghentikan blokade-blokade mereka di jalan hingga pihak berwenang Beijing memberi mereka pemilihan demokratis untuk memilih pemimpin mereka.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Huang Chunying dalam satu taklimat reguler bahwa "satu pertemuan tidak sah" diselenggarakan di Hong Kong mulai Ahad diikuti dengan "serangkaian kegiatan ilegal".
"Kami yakin penuh dan dengan mendukung pemerintah SAR Hong Kong menangani masalah ini," tambahnya, setelah kepala eksekutif Leung Chun-ying mengatakan protes-protes yang diselenggaraan oleh "Occupy Central" telah "berada di luar kendali".
Pemimpin Partai Komunis Cina Xi Jinping tidak memberikan komentar menyangkut protes itu dan tetap bungkam sementara ia dan para pejabat penting partai lainnya meletakkan karanga bunga di Taman Tiananmen pada "Hari Palawan" pertama, satu hari libur untuk memperingati para pahlawan nasional Cina.
Pada petang sebelumnya Xi "mengappresiasi satu konser musik", kata surat kabar resmi Partai Komunis "People's Daily".
Xi terlihat tersenyum dan bertepuk tangan didampingi Perdana Menteri Li Keqiang dan mantan presiden Jiang Zemin, yang berkuasa setelah tindakan keras militer terhadap protes pro-demokrasi di Beijing tahun 1989.
Cina di bawah Xi melumpuhkan pembangkang, tetapi kepemimpinan Hong Kong membantah spekulasi bahwa Beijing akan mengirim tentara untuk menghentikan protes-protes itu.