REPUBLIKA.CO.ID, ALJAZAIR -- Pemerintah Aljazair telah mengidentifikasi tersangka dalam penculikan dan pemenggalan turis Prancis Herve Gourdel beberapa waktu lalu. Menteri Kehakiman Aljazair Tayeb Louh mengatakan, akan memperlebar penyelidikan terkait eksekusi brutal tersebut.
"Penyelidikan awal telah mengidentifikasi beberapa anggota kelompok teroris yang melakukan kejahatan ini," kata Tayeb Louh seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (1/10).
Gourdel ditangkap pada 21 September lalu oleh Jund al-Khilifa (Tentara Kekhalifahan). Yaitu, sebuah kelompok militan yang terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam sebuah video yang diunggah Rabu (24/9), pria berusia 55 tahun itu akhirnya dipenggal setelah Prancis menolak ultimatum para penculik untuk menghentikan serangan udara terhadap ISIS di Irak.
Penyelidikan penculikan Gourdel dan pembunuhan diserahkan pada Ahad (14/10) kepada hakim di pengadilan Aljazair. Kasus ini masuk kejahatan khusus karena terkait terorisme dan kejahatan terorganisir.
Jaksa juga telah meminta surat perintah penangkapan bagi para penculik yang teridentifikasi dan menuntut penyelidikan untuk menentukan lokasi tempat video itu diunggah. Penyelidikan juga telah diperintahkan untuk mengidentifikasi anggota lain dari Jund al-Khilifa.
Sebelumnya, Herve Gourdel dipenggal oleh kelompok militan Aljazair setelah diculik beberapa hari sebelumnya di Algiers, Aljazair.
Melalui video, milisi Aljazair menjelaskan menculik Gourdel karena sikap Prancis yang menentang pergerakan ISIS. Mereka juga mengritik intervensi Prancis.
"Inilah alasan tentara khalifah di Aljazair memutuskan menghukum Perancis dengan mengeksekusi pria ini. Untuk mempertahankan negara Islam kami tercinta," kata salah satu orang dalam video tersebut.