REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sedikitnya 35 orang tewas dalam serangkaian serangan bom dan mortir di distrik-distrik yang didiami sebagian besar oleh pengikut Syiah di Baghdad Selasa, kata sumber-sumber di kepolisian dan medis.
Inilah salah satu dari hari-hari paling berdarah yang terjadi di ibu kota Irak itu sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat mulai membom para militan Negara Islam di Irak bulan lalu.
Sejauh ini belum ada klaim tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut tetapi Negara Islam (ISIS), yang anggotanya pengikut Sunni dan menguasai sejumlah kawasan di bagian utara Irak pada Juni, mengaku melakukan beberapa serangan bunuh diri di ibu kota awal tahun ini.
Dua bom mobil meledak di jalan-jalan yang sibuk di distrik al-Hurriya, menewaskan 20 orang dan mencederai 35 orang lainnya, menurut sumber-sumber kepolisian dan medis. Juga ada serangan mortir di Sab al-Bour, dekat kawasan itu di bagian utara Baghdad, yang menewaskan lima orang dan mencederai 15 orang lainnya.
Pada Selasa malam, sedikitnya tujuh orang tewas dan 18 lainnya luka-luka ketika satu bom mobil meledak distrik Zaa'faraniya, sebelah tenggara Baghdad, kata polisi.
Tiga mortir juga mendarat di distrik al-Shula, di baratlaut ibu kota, membunuh tiga orang dan mencederai 12 orang lainnya, kata polisi.
Baghdad telah menyaksikan sejumlah serangan dibandingkan dengan kekerasan di kawasan-kawasan lain yang diserang oleh ofensif ISIS meskipun bom-bom masih melanda ibu kota.
Sumber-sumber keamanan mengatakan petempur telah berusaha menggunakan ladang di baratlaut Baghdad untuk mendekati distrik-distrik yang dihuni pengikut Syiah.