REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pasien di Texas telah diperiksa positif bagi Ebola, dan menjadi orang pertama yang didiagnosis di AS terserang virus mematikan tersebut, kata dinas kesehatan AS pada Selasa (30/9).
Tom Frieden, Direktur Pusat bagi Pemantauan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mengatakan pada satu taklimat bahwa pasien itu adalah orang dewasa yang terbang dari Liberia ke Texas untuk mengunjungi keluarganya awal September.
Pasien tersebut tak memperlihatkan gejala apa-apa ketika meninggalkan negara Afrika Barat itu, tapi mulai terserang beberapa gejala sekitar empat hari setelah tiba di AS pada 20 September, kata Frieden.
Ia menyatakan pasien tersebut dibawa ke rumah sakit di Texas dan ditempatkan di ruang isolasi pada Ahad (28/9) dan laboratorium CDC mengkonfirmasi hasil positif itu pada Selasa.
"Saya tak ragu bahwa kami akan mengendalikan ... kasus Ebola ini, jadi penyakit tersebut tidak tersebar luas di negeri ini," kata Frieden, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Frieden menyatakan mungkin bahwa mereka yang telah mengadakan kontak dengan pasien itu, termasuk anggota keluarga, mungkin terserang Ebola dalam beberapa pekan ke depan, tapi "tak ada keraguan, dalam fikiran saya, kami akan menghentikannya".
Ia menyatakan AS akan mengidentifikasi semua orang yang mungkin telah mengadakan kontak dengan pasien tersebut.
Gedung Putih mengatakan dalam satu pernyataan Presiden Barack Obama dan Frieden telah membahas "protokol isolasi ketat" untuk meredakan resiko munculnya kasus lain.
"Frieden menyatakan CDC telah bersiap menghadapi kasus Ebola di Amerika Serikat, dan kami memiliki prasarana untuk menanggapi secara aman dan efektif," kata pernyataan itu.
Beberapa rumah sakit AS telah merawat lima pasien Ebola tapi mereka semua tertular virus mematikan tersebut di Afrika Barat lalu pulang untuk dirawat.