Rabu 01 Oct 2014 12:54 WIB

Pemerintah Bangladesh Pecat Menteri Penghina Ibadah Haji

Rep: C64/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Jamaah haji di Tanah Suci.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pemerintah Bangladesh  memecat seorang menteri setelah menghina ritual haji yang memicu aksi protes dari kelompok Islam. Kelompok itu menyebut pejabat ini telah murtad dan ia harus diturunkan dari susunan Kabinet, seperti yang dilansir AFP, Selasa (30/9).

Diketahui pejabat ini adalah Menteri Telekomuniasi Bangladesh, Abdul Latif Siddique. Saat itu, Siddique tengah  mendampingi Perdana Menteri Sheikh Hasina di New York, kemudian membuat pernyataan kontroversial yang disiarkan oleh stasiun televisi lokal.

"Saya sampai mati menentang ibadah Haji dan Jamaah Tabligh. Dua juta orang pergi ke Arab Saudi untuk melakukan Haji," ujarnya.

Ia menyebutkan, haji hanyalah buang-buang tenaga dan waktu saja. "Mereka yang melalukan haji tidak memiliki produktivitas apapun. Dan, mereka hanya merusak perekonomian dengan menghabiskan banyak uang di luar negeri.

Beberapa saat kemudian,  pernyataaan kontroversial itu langsung menuai kecaman dari kelompok Islam garis keras Hefajat-e-Islam.  Yang mana pemimpinya menyebut Siddique telah murtad dan menetapkan batas waktu selama 24 jam kepada pemerintah untuk memecatnya dari susunan Kabinet.

Siddique juga mengecam kelompok Islam non-Politik, Jamaah Tabligh yang jutaan pengikutnya selalu berkumpul diluar ibukota Banglades dan disebut-sebut sebagai pertemuan Muslim terbesar setelah Haji.

Ia mengatakan, sekitar dua juta orang berkumpul itu tidak melakukan pekerjaan apa-apa kecuali membuat macet lalu lintas di seluruh negeri

Seorang pejabat senior mengatakan, Siddique akan dipecat tetapi tidak berkomentar apakah pemecatannya itu terkait dengan permintaan dari para kelompok Islam.

"Keputusan telah diambil untuk menghapus dia dari Kabinet," kata pejabat dari Kantor Perdana Menteri yang berbicara dengan syarat anonim. Keputusan tersebut akan efektif setelah Perdana Menteri Bangladesh pulang ke tanah air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement