REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Amerika Serikat sedang membahas kemungkinan penggunaan obat percobaan atau plasma darah dari seorang pasien Ebola yang telah sembuh sebagai pengobatan yang potensial untuk pasien di Texas yang didiagnosis Ebola, kata seorang pejabat tinggi kesehatan Selasa.
Dr Thomas Frieden, direktur Pusat untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan hal itu sebagai konfirmasi kasus pertama untuk didiagnosis di Amerika Serikat.
Pasien pertama didiagnosis Ebola di Amerika Serikat pada awalnya mencari pengobatan enam hari setelah tiba di negara itu, yang berpotensi mengekspos "segelintir" anggota keluarga dan orang lain karena virus tersebut, kata seorang pejabat tinggi kesehatan AS Selasa.
Dr Thomas Frieden, direktur Pusat untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, mengatakan ia tidak ragu bahwa pihak yang berwenang kesehatan daerah dan federal dapat mencegah penyebaran potensi virus mematikan di negara itu.
"Memang mungkin seseorang yang memiliki kontak dengan individu ini dapat mengembangkan Ebola dalam beberapa pekan mendatang," kata Frieden dalam konferensi pers.
"Tetapi saya tidak ragu kami akan menghentikan (virus) ini di jalurnya di Amerika Serikat."
Pasien itu dirawat di rumah sakit Dallas, Minggu, setelah perjalanan dari Liberia, salah satu negara tercatat paling terburuk terpukul oleh wabah Ebola.
Sementara itu menurut AFP Amerika Serikat akan mengirim lebih dari seribu tentara ke Liberia dalam beberapa pekan mendatang sebagai bagian dari upaya Washington untuk melawan wabah Ebola di Afrika barat, kata Pentagon Selasa.
Sekitar 700 tentara dari Divisi Lintas Udara 101 Angkatan Bersenjata AS dan 700 insinyur militer lainnya akan dikirimkan ke Monrovia sekitar akhir Oktober, kata Juru bicara Laksamana John Kirby kepada wartawan.
Para prajurit akan bergabung dengan hampir 200 personel militer AS yang sudah ada di lapangan, bagian dari kontingen total 3.000 tentara untuk membantu petugas kesehatan dan mendirikan rumah sakit serta fasilitas lainnya.
Presiden Barack Obama sebelum bulan ini mengumumkan rencana untuk mengirim sekitar 3.000 tentara ke Liberia untuk menyediakan logistik dan bantuan lainnya untuk upaya membendung penyebaran virus mematikan itu.
Pasukan dari Airborne ke-101 akan membentuk markas yang akan dipimpin oleh Mayor Jenderal Gary Volesky, yang akan mengambil alih komandan misi pada akhir Oktober, Mayor Jenderal Darryl Williams.