Rabu 01 Oct 2014 16:12 WIB

Risiko Ebola di Selandia Baru Masih Rendah

Virus Ebola kembali menyerang kawasan Afrika dalam beberapa waktu terakhir.
Foto: REUTERS/Saliou Samb/ca
Virus Ebola kembali menyerang kawasan Afrika dalam beberapa waktu terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru berada di tempat yang strategis untuk mendeteksi dan menanggapi Ebola, seandainya virus yang mematikan itu mencapai negara tersebut, kata Wakil Menteri Kesehatan Jo Goodhew, Rabu, setelah berita kasus pertama Ebola dikonfirmasi di AS.

"Penilaian Kementerian Kesehatan adalah resiko Selandia Baru terhadap Ebola tetap rendah," kata Goodhew di dalam satu pernyataan.

Penyaringan perbatasan sudah diberlakukan buat orang yang datang dari negara Afrika Barat yang terpengaruh oleh wabah Ebola dan pemantauan sama dengan yang dilaksanakan di negara lain.

Sejak penyaringan diberlakukan pada awal Agustus, telah ada 47 orang yang diperiksa, tapi tak seorang pun memperlihatkan gejala penularan Ebola.

Satu kelompok penasehat ahli telah dibentuk sehingga Kementerian Kesehatan dapat terus memeriksa bahwa pencegahaannya layak.

"Selandia Baru beruntung terlindungi oleh keterkucilan geografisnya; kami tak memiliki penerbangan langsung dari Afrika Barat dan kami menerima sangat sedikit pelancong dari sana," kata Goodhew, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau antara di Jakarta, Rabu siang.

"Ebola tak mudah dibendung. Virus itu tidak menyebar melalui udara, dan penyakit tersebut tidak menular secepat influenza dan campak. Penyebaran infeksi Ebola memerlukan kontak dengan cairan tubuh orang yang tertular," katanya.

"Saran ahli lokal dan internasional, bersama dengan pengalaman internasional mengenai penanganan penyakit pendarahan akibat virus ialah Ebola akan dapat dikendalikan dengan baik di negara yang memiliki layanan kesehatan seperti Selandia Baru," kata asisten menteri tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement