Jumat 03 Oct 2014 00:15 WIB

Penerobos Gedung Putih Mengaku tak Bersalah

Gedung Putih
Foto: EPA/Michael Reynolds
Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang veteran Angkatan Darat AS yang melompat pagar dan berlari ke Gedung Putih dengan membawa sebuah pisau, sehingga memicu perdebatan sengit tentang keamanan di sekitar Presiden Barack Obama, mengaku tidak bersalah, Rabu.

Omar Gonzalez, 42, menyangkal tiga dakwaan yang ditujukan padanya, yaitu memasuki sebuah bangunan terlarang dengan senjata mematikan atau berbahaya, membawa senjata berbahaya, dan kepemilikan amunisi.

Intrusi Gonzalez pada 19 September adalah salah satu dari beberapa insiden yang telah memicu kritik pedas pada keamanan Gedung Putih, yang berpuncak pada Rabu dengan pengunduran diri Direktur Dinas Rahasia AS Julia Pierson.

Seorang pengacara Gonzalez, yang terancam hukuman hingga 16 tahun penjara jika terbukti bersalah pada semua tuduhan, menolak evaluasi kompetensi jiwa Gonzales yang diperintahkan pengadilan. Ia bersikeras veteran itu cukup sehat untuk diadili.

"Ini sangat jelas ini tidak patut," kata pengacara David Bos di pengadilan.

"Kami percaya tidak ada dasar untuk evaluasi kompetensi," kata Bos kemudian.

"Jika pemeriksaan ini dilakukan, kami ingin hal itu harus dilakukan oleh para ahli kami, bukan oleh pengadilan."

Hakim Deborah Robinson menunda membuat keputusan akhir tentang masalah evaluasi sampai akhir bulan ini. Pemeriksaan lebih lanjut telah ditetapkan pada 21 Oktober.

Gonzalez yang merupakan warga Texas adalah seorang veteran Irak yang dilaporkan menderita gangguan stres pasca-trauma. Ia dituduh memasuki pintu utama Gedung Putih setelah berlari melintasi halaman rumah presiden itu.

Ia memasuki beberapa ruangan sebelum akhirnya ditangkap. (Baca: Aneh, Gedung Putih Butuh Empat Hari untuk Sadar Sudah Tertembak)

Obama dan keluarganya telah meninggalkan Gedung Putih sesaat sebelum insiden itu.

Sebuah pisau lipat ditemukan di saku Gonzalez. Beberapa ratus butir amunisi kemudian ditemukan di mobilnya, menurut jaksa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement