REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Y Galuzin mengutuk keras Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Galuzin mengatakan Rusia mendukung pemerintah Irak yang kini menjadi korban kelompok radikal tersebut.
Rusia akan mengajukan pertemuan khusus membahas terorisme di Afrika Utara dan Tmur Tengah kepada Dewan Keamanan PBB. Menurutnya, sudah jelas ISIS adalah sebuah organisasi teroris.
Dia menggarisbawahi komunitas internasional harus memahami mengapa organisasi mengerikan itu muncul. Komunitas internasional harus mampu menjawab dari mana dan bagaimana ISIS muncul.
"Alasan kelompok tersebut muncul adalah akibat kebijakan brutal Amerika Serikat dan sekutunya yang selama beberapa dekade terakhir mengintervensi negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah," ujar dia saat ditemui di kediamannya, Kamis (2/10).
Galuzin mengatakan AS mencampuri urusan dalam negeri negara-negara di kawasan tersebut hanya karena tidak menyukai pemimpinnya. Dia mencontohkan agresi militer AS yang dilakukan di Irak.
Dia menambahkan jika alasan utama itu tidak diatasi oleh komunitas internasional, gerakan-gerakan radikal akan berlanjut. Saat ditanya apakah Rusia akan terlibat secara langsung dengan melakukan serangan udara terhadap ISIS, Galuzin mengatakan serangan udara adalah sebuah langkah besar.
Koalisi antiterorisme untuk mengatasi ISIS, katanya, adalah bentukan AS. Padahal, dia menambahkan, selama bertahun-tahun Rusia telah mendukung kebijakan antiterorisme.
Di satu sisi, AS menerapkan standar ganda dalam memerangi terorisme karena AS terus menyuplai senjata kepada Suriah. Senjata tersebut bisa jatuh ke tangan ISIS.
Galuzin mengatakan Rusia telah memberi bantuan kapal perang kepada pemerintah Irak dan Lebanon. Bantuan lain diberikan dalam bentuk pelatihan kepada personel militer Irak.