REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Populasi kehidupan binatang liar di dunia menurun drastis sejak 1970. Populasi ikan, burung, mamalia, amfibi dan reptil diketahui turun sebanyak 52 persen antara tahun 1970 hingga 2010. Hal ini disebutkan dalam sebuah hasil penelitian yang dirilis Selasa oleh World Wildlife Fund (WWF).
Lembaga lingkungan yang berbasis di Swiss ini menyalahkan perlakuan manusia sebagai penyebab penurunan drastis tersebut, terutama di bagian Amerika Latin. Studi telah dilakukan sejak 1998.
''Tidak ada waktu untuk berpuas diri setelah studi rampung,'' kata Dirjen WWF International Marco Lambertini, dikutip Aljazirah. Ia menyerukan untuk fokus pada solusi berkelanjutan terhadap dampak yang ditimbulkan manusia melalui pelepasan gas rumah kaca.
Studi yang berjudul ''Living Planet'' ini menganalisis data sekitar 10 ribu populasi dari 3.038 spesies vertebrata yang ada di database Zoological Society of London. Ketua studi, Richard McLellan mengatakan jumlah ini telah mewakili populasi kehidupan liar di dunia.
Hasilnya menunjukan data populasi sejak 1970. WWF menilai perburuan dan menangkapan ikan yang berkelanjutan telah menghilangkan habitat alami hewan sehingga tak ada lagi tempat untuk hidup. ''Kerusakan ini adalah konsekuensi dari cara kita manusia hidup,'' kata Ken Norris, Direktur Ilmu Pengetahuan di London Society.
Selain sebab tersebut, pemanasan global, polusi dan penyakit merupakan faktor penyebab. Norris mengatakan masih ada harapan untuk menyelamatkannya selama manusia melindungi kebutuhan alam dengan upaya konservasi, kebijakan politik dan dukungan dari industri.
Penurunan terburuk terjadi pada spesies air tawar yaitu sebanyak 76 persen dalam empat dekade. Sementara spesies darat dan air laut mengalami penurunan sekitar 39 persen.