Jumat 03 Oct 2014 12:57 WIB

Gerakan Gunakan Hijab di Australia Panen Dukungan Non-Muslim

gerakan #WISH
Foto: abc.net.au
gerakan #WISH

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah kampanye di media sosial muncul setelah peningkatan tindakan diskriminasi terhadap perempuan muslim di Australia. Gerakan bertagar Women in Solidarity (with) hijab atau #WISH mengajak seluruh perempuan, baik muslim maupun non muslim untuk mengenakan hijab ataupun kerudung.

Khususnya untuk merasakan bagaimana mengenakan hijab dan pandangan masyarakat terhadap mereka. Gerakan kebebasan beragama yang diluncurkan 10 hari lalu ini telah menarik 18 ribu "likes" di Facebook.

Dikutip dari laman abc.net.au, saat ini terjadi perdebatan mengenai pelarangan burka di masyarakat. Di saat yang sama serangan rasial terhadap perempuan muslim terjadi setiap hari.

Gerakan ini sendiri dimotori pengacara bernama Mariam Veiszadeh. Ia sebenarnya seorang pengungsi Afghanistan yang kemudian tinggal di Australia.

Ia mengaku respon dari berbagai kalangan luar biasa. Begitu banyak foto-foto menakjubkan, ucap dia, mengenai dukungan memakai hijab.

"Tidak hanya perempuan muslim Australia, tapi semua orang menunjukkan sikap dengan foto  yang berdampak luas pada masyarakat," ucap dia dikutip dari abc, Kamis (2/10).

Saat ini sudah 100 gambar dikirimkan sebagai bagian dari kampanye. termasuk seorang presenter televisi, Jessica Rowe.

Mariam menyatakan kampanye #WISH sangat penting ditengah perdebatan mengenai burka atau niqab. Apalagi saat ini muslimah Australia sudah menanggung beban Islamofobia. "Saya menduga insiden rasial akan semakin meningkat di tengah hangatnya perdebatan tentang burka" ucap dia.

Parlemen Australia baru saja mengeluarkan aturan keamanan terbaru yang melarang orang dengan penutup wajah tampil di muka publik. Mereka, yang mengenakan, penutup wajah hanya boleh berada di rumah selama menggunakannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement