REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Dua pekerja Myanmar mengaku bertanggung jawab atas terbunuhnya dua wisatawan Inggris di sebuah pulau di selatan Thailand. Kasus ini sempat menghebohkan, hingga mengancam merusak sektor pariwisata di Asia Tenggara.
Asisten Kepala Kepolisian Nasional Letnan Jenderal Polisi Panya Mamen mengatakan, dua pekerja Myanmar telah mengaku membunuh dua orang asing.
Sebelumnya mayat David Miller dan Hannad Witheridge ditemukan di pantai di pulai Koh Tao atau Turtle Island, pada 15 September. Mayat tersebut ditemukan tak jauh dari hotel tempat mereka tinggal.
Pihak berwenang telah menyatakan keprihatinannya akan industri pariwisata, jika kasus ini tidak terpecahkan. Padahal sektor pariwisata selama ini menyumbang hampir 10 persen dari PDB Thailand.
"Kami sekarang tengah mengum[ulkan bukti dan meminta surat perintah penangkapan dari pengadilan. Para tersangka dalam pengawasan kami saat ini," kata wakil kepala polisi nasional Letjen Jaktip Chaijinda.
Selama ini buruh migran, khususnya yang berasal dari Myanma kerap dijadikan kambing hitam atas kejahatan di Thailand. Sebelumnya seorang pekerja dari etnis Karen dipaksa mengakui pembunuhan dan pemerkosaan pada Kirsty Jones, tahun 2000 silam.
Thailand memang menjadi rumah bagi sekitar 2,5 juta migran dari negara-negara tetangga seperti Myanmar, Laos dan Kamboja. Mereka melakukan pekerjaan muali dari di industri perikanan, pertanian, dan konstruksi. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.