REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina Sabtu mengatakan pihaknya telah menangguhkan perbaikan satu landasann terbang sementara di daerah Laut Cina Selatan yang disengketakan untuk mendukung usahanya bagi satu keputusan PBB terhadap Beijing menyangkut sengketa wilayah itu.
Filipina pada Maret lalu telah membuat Cina marah karena meminta pengadilan PBB mengumumkan bahwa klaim wilayah Beijing atas Laut Cina Selatan melanggar hukum internasional.
Cina mengklaim seluruh laut itu, satu jalur pelayaran penting perdagangan dunia yang juga diperkirakan menampung cadangan minyak dan gas yang besar.
Tetapi klaimnya itu tumpang tindih dengan Filiina yang mengklaim sebagian dari wilayah itu, serta Brunei Darusallam, Malaysia, Vietnam dan Taiwan.
Juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquuino, Abigail Valte mengatakan pemerintah telah menangguhkan pengerjaan perbaikan yang telah lama direncanakan bagi satu landas pacu militer di Kepulauan Spratly yang disengketaan untuk meningkatkan peluang keputusan PBB yang menguntungkan bagi Manila.
"Kami ingin mempertahankan moral tinggi sehubungan dengan kasus yang kami sampaikan kepada pengadilan arbitrase PBB menyangkut Laut Filipina Barat itu," kata Valte menggunakan nama Filipina bagi daerah itu.
"Kami memilih meredakan ketegangan dan menghindari insiden yang mungkin dapat meningkatkan ketegangan atau berusaha memprovokasi negara-negara yan mengklaim perairan itu," kata Valte di radio pemerintah Sabtu.
Landasan terbang kecil itu terletak di Thitu, terbesar dari sejumlah pulau dan terumbu karang di kelompok Spratly di mana ada pangkalan tentara Filipina tetapi juga diklaim oleh Cina.
Landasan terbang itu digunakan terutama oleh pesawat militer untuk memasok kebutuhan pasukan Filipina yang menjaga pulau itu dan terumbu karang serta satu kelompok kecil warga sipil Filipina tinggal di Thitu.
Rencana perbaikan dan peningkatan landasan terbang itu ditangguhkan oleh Aquino "kira-kira pertngahan tahun 2014," kata Valte.
Proyek landasan terbang itu , serta penambahan kapal-kapal angkatan laut, adalah bagian dari usaha-uaaha Aquino untuk meningkatkan kemampuan militer Filipina, salah sati dari militer paling miskin peralatannya di kawasan itu.
Cina menolak ikut serta dalam arbitrase PBB dengan Filipina, dan memperingatkan Manila bahwa hubungan bilateral akan terganggu.
Kedua negara telah terlibat dalam konfrontasi-konfromtasi yang tegang di Laut Cina Selatan dalam bulan-bulan belakangan ini.
Valte menolak pernyataan bahwa penundaan proyek landas terbang itu akan memungkinkan Cina meningkatkan kegiatan-kegiatan agresifnya untuk memperkuat klaimnya atas Laut Cina Selatan itu.
"Menurut pandangan kami , itu tidak akan melemahkan posisi kami," tambahnya.