REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia menemukan dan menangkap 155 Muslim Uighur yang beremigrasi dari Provinsi Xinjian, Cina. Mereka ditemukan berdesakan di dalam dua apartement di Kuala Lumpur pada Rabu lalu.
Di antara mereka adalah 76 anak dan semuanya sedang ditahan di Pusat Imigrasi Bandara Internasional Kuala Lumpur sembari menunggu penyelidikan lebih lanjut. Petugas Departemen Imigrasi Malaysia menemukan 90 orang dalam satu apartemen dan 65 orang di satu ruang apartemen lain. Mereka membawa paspor Turki dan petugas menduga itu adalah paspor palsu.
"Kami tidak menyangka mereka berkumpul begitu banyak di dalam satu ruangan. Kami berusaha mencari tahu darimana mereka datang dan kemana tujuan mereka. Sampai sekarang, kami masih menyelidiki apakah mereka masuk dengan cara legal atau ilegal," ujar seorang petugas imigrasi, dilansir dari IB Times, Sabtu (4/10).
Wilayah Xinjiang memang tengah bergolak akibat kekerasan terhadap Muslim Uighur dalam beberapa tahhun terakhir. Muslim Uighur termasuk yang vokal memprotes pemerintah pusat Cina.
Pemerintah Daerah Xinjiang mengklaim Muslim Uighur membentuk gerakan separatis untuk membentuk negara sendiri bernama Turkestan. Beberapa kelompok Uighur dan aktivis hak asasi manusia mengatakan Beijing telah memprovokasi kerusuhan Islam dan kebijakan lainnya di Xinjiang.
Bulan lalu, serangkaian ledakan di Xinjiang terjadi dan sedikitnya menewaskan 50 orang. Pada Juni, Cina mengeksekusi 13 orang Muslim Uighur karena tuduhan serangan teroris dan kejahatan di sana.