Senin 06 Oct 2014 09:23 WIB

Wanita ISIS Jadi Budak Seks

Komunitas Yazidi di pengungsian. Mereka dipaksa ISIS untuk meninggalkan agama Zoroastrianisme.
Foto: www.columbian.com
Komunitas Yazidi di pengungsian. Mereka dipaksa ISIS untuk meninggalkan agama Zoroastrianisme.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB mengatakan, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah melakukan pembunuhan massal, menculik perempuan dan anak perempuan dan menggunakan mereka sebagai budak seks. Mereka mempekerjakan anak-anak sebagai pejuang, dalam pelanggaran sistematis yang mungkin merupakan kejahatan perang.

  Dalam laporan berdasarkan hampir 500 wawancara, PBB juga menyalahkan serangan udara yang dilakukan oleh pemerintah Irak untuk "kematian warga sipil yang signifikan," dengan menargetkan desa, sekolah dan rumah sakit yang melanggar hukum internasional.

Setidaknya 9.347 warga sipil telah tewas dan 17.386 terluka sejauh 20.014, lebih dari setengah dari mereka sejak ISIS mulai menyita sebagian besar Irak utara pada awal Juni, kata laporan itu.

Pasukan ISIS melakukan pelanggaran HAM serius dan kotor "dengan karakter yang sistematis dan meluas," kata laporan itu, yang diproduksi bersama oleh Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Ini termasuk serangan langsung menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil, eksekusi dan pembunuhan. Targetnya warga sipil.

“Mereka jadi korban penculikan, pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual dan fisik yang dilakukan terhadap perempuan dan anak, perekrutan paksa anak-anak, perusakan atau penodaan tempat-tempat agama atau budaya signifikansi, perusakan nakal dan penjarahan harta benda, dan penolakan kebebasan fundamental, "kata laporan itu.

Laporan itu menuduh ISIS dan "kelompok militan yang terkait" yang "sengaja dan sistematis ditargetkan" kelompok etnis dan agama termasuk Turkmen, Shabak, Kristen, Yezidi, Sabaeans, Kaka'e, Faili Kurdi, dan Arab Syiah. "

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan: "Pelanggaran yang dilakukan ISIS dan kelompok-kelompok bersenjata sangat mengejutkan, tindakan mereka ini merupakan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan."

"Karena itu," Zeid melanjutkan, "Saya sangat menyarankan bahwa Pemerintah Irak menganggap mengaksesi Statuta Roma," tambah Hussein.

Dalam satu insiden pada 12 Juni, ISIS dieksekusi 1.500 tentara dan pasukan keamanan dari bekas pangkalan militer Camp Speicher di provinsi Salah al-Din, kata laporan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement