Senin 06 Oct 2014 23:03 WIB

Dalam Setahun, 3 Perusahaan Indonesia Investasi Peternakan Sapi di Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah perusahaan Indonesia kembali melakukan investasi dalam industri peternakan sapi di Australia. Kali ini, dengan membeli sebuah peternakan seluas lebih dari 9.000 hektare.

Peternakan sapi di daerah Edith Springs ini dibeli dengan harga 4 juta dolar Australia, atau sekitar 42 miliar rupiah. Tetapi hingga saat ini perusahaan asal Indonesia itu belum diumumkan namanya.

Andy Gray, dari perusahaan Territory Rural, mengatakan ini adalah pembelian pertama perusahaan tersebut di Kawasan Utara Australia, atau Northern Territory.

Menurut catatan ABC, sudah ada tiga perusahaan Indonesia yang berinvestasi langsung ke peternakan di Wilayah Utara tersebut dalam kurun waktu setahun terakhir.

Peternakan Edith Springs telah terjual ke perusahaan asal Indonesia 42 miliar rupiah

"Mereka telah menunjukkan tekad yang kuat dalam industri sapi sebelum nantinya [sapi-sapi] akan dikirim ke Indonesia," kata Andy Gray kepada ABC.

"Pada tahap ini, mereka akan mengembangkan peternakan ini, merenovasi daerah irigasi, menanam beberapa jenis tumbuhan, pelan tapi pasti," tambahnya.

Tanaman yang akan dibudidayakan di antaranya untuk kebutuhan pakan ternak dengan membutuhkan 360 megaliter air.

Peternakan ini berada sekitar 15 kilometer dari Edith River, dengan jalan aspal dan memiliki akses ke dekat jalan tol Stuart Highway.

Penjualan peternakan di Edith Springs ini menjadi investasi perusahaan Indonesia yang ketiga di Kawasan Utara Australia dalam kurun setahun terakhir.

Oktober tahun lalu, peternakan Inverway dan Riveren di kawasan Victoria River terjual ke Santori, anak perusahaan Japfa, perusahaan agribisnis di Indonesia.

Sultan Brunei juga pernah menjual peternakan di Willeroo dekat kawasa Katherine kepada perusahaan asal Indonesia.

Gray mengatakan jumlah peminat peternakan di Kawasan Utara Australia terus bertambah dan ia berharap akan lebih banyak perusahaan asing yang membeli di tahun-tahun mendatang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement