REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Sierra Leone mencatat jumlah kematian terbesar karena Ebola dalam sehari. Dimana, dalam satu hari itu tercacat sekitar 121 orang tewas akibat virus Ebola yang mematikan, seperti yang dilansir Reuters, Senin (6/10).
Statistik kesehatan pemerintah menunjukan, jumlah kematian itu merupakan jumlah kematian terbesar dalam sehari, sejak penyakit itu muncul di wilayah Afrika Barat empat bulan yang lalu.
Angka-angka yang mencakup periode sampai Sabtu kemarin menunjukkan 678 dari 557 pada hari sebelumnya. Statistik harian, yang disusun oleh Operasi darurat Pusat Sierra Leone menyebutkan jumlah tersebut termasuk 81 kasus baru deman berdarah di Siera Leone.
Sebelumnya, kasus Ebola pertama pada tahun ini ditemukan di Guinea, Maret lalu. Dan, sejak saat itu terus menyebar ke beberapa negara Afrika Barat. Hingga saat ini pun menjadi epidemi terburuk sejak Ebola ditemukan pada 1976 silam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, secara keseluruhan jumlah korban yang tewas mencapai 3.439 dari total 7.492 kasus di Afrika Barat dan Amerika Serikat pada 1 Oktober lalu.
Pada awalnya, respon dari kasus Ebola pertama sangat lambat. Namun, kini bantuan internasional terus mengalir ke negara-negara yang terjangkit virus mematikan ini.
Seperti halnya, pemerintah Amerika Serikat yang mengirimkan 4000 personil militernya ke Liberia. Hal itu dilakukan guna mendukung upaya memerangi wabah mematikan di negara yang paling parah mengalaminya.
Selain itu, Inggris dan Cina pun mengirimkan personilnya ke Siera leone. Sementara itu, pada pekan lalu pemerintah Kuba mengrimkan tim medis yang terdiri atas 165 anggota, termasuk spesialis dan perawat ke Sierra Leone.
Wakil Menteri Kesehatan dan Sanitasi Sierra Leone, Madina Rahman mengatakan, tim medis yang dikirim oleh Kuba akan bertugas di negaranya selama enam bulan. Dan, ratusan anggota tim medis itu akan dikerahkan ke daerah-daerah di seluruh Sierra Leone.