Senin 06 Oct 2014 14:59 WIB

Rousseff-Neves Melenggang ke Putaran Kedua Pemilu Brasil

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Dilma Rousseff
Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Dilma Rousseff

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemimpin partai sayap kiri, Dilma Rousseff unggul dalam pemilihan putaran pertama Brasil pada Ahad (5/10). Namun, suara Rousseff tak mencukupi untuk menghindari pemilihan berjalan dua putaran.

Rousseff akan menghadapi rivalnya Aecio Neves, dari Partai Sosial Demokrat, yang selama ini didukung komunitas investor. Komunitas Investor telah menyalahkan kebijakan intervensionis Rousseff untuk kemerosotan ekonomi yang panjang, dan mengusulkan perdagangan bebas serta belanja pemerintah yang lebih ketat.

Namun Rousseff masih menjadi favorit, karena catatan gemilang partainya yang dianggap telah mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja sepanjang 12 tahun berkuasa. Demi masa jabatan empat tahun keduanya, Rousseff akan mengeksploitasi persepsi yang berkembang luas bahwa Partai Sosial Demokrat Neves hutang budi dengan para pengusaha kaya.

Dalam pidato pada Ahad Malam, Rousseff tak membuang waktu melancarkan 'serangannya' pada Partai Sosial Demokrat. "Orang-orang brasil tak ingin hantu dari masa lalu," katanya menyindir saingannya.

 

Meski kemurungan tampak di markas kampanyenya saat hasil pemilihan datang, Rousseff masih menyuarakan optimismenya. Ia juga mengatakan bisa memberikan perubahan yang diinginkan Brasil.

"Masa jabatan kedua saya akan jauh lebih baik daripada yang pertama," katanya.

Dari 99,9 persen hasil penghitungan suara putaran pertama di Brasil, Rousseff memimpin dengan perolehan 41,6 persen, Neves meraih 33,6 persen, dan Marina Silva meraih 21,3 persen.

Silva sebelumnya memimpin jajak pendapat, setelah saingannya calon presiden Eduardo Campos meninggal dalam kecelakaan pesawat. Namun, dukungan pada Silva merosot setelah rentetan iklan TV negatif dan keraguan tentang posisinya terkait sejumlah isu-isu.

Kini Neves tengah berupaya menarik simpati para pemilih Silva, untuk beralih padanya dalam pemilihan putaran kedua 26 Oktober mendatang. Dalam pidatonya Neves mengatakan, penggabungan suara akan membawa kemenangan.

"Perasaan dari para pemilih Brasil pemilihan hanya berjalan satu putaran," kata Neves.

Senada dengan pernyataan Neves, hampir 60 persen pemilih Silva dalam jajak pendapat pekan lalu mengatakan akan melemparkan dukungan untuk Neves jika berhasil masuk putaran kedua. Tapi beberapa pendukung lain ragu-ragu untuk mendukung Partai Sosial Demokrat, yang menerapkan reformasi pro-pasar.

Sebuah jajak pendapat nasional oleh Datafolha yang dirilis Sabtu menunjukkan, putaran kedua pemilihan akan tetap dipimpin Rousseff dengan 48 persen suara. Sementara Neves memperoleh 42 persen suara.

Saat berada di urutan ketiga pada pemilu 2010, Silva memilih bersikap netral. Kali ini Silva tak menunjukkan kecenderungannya. Dalam pidato konsesinya Ahad lalu, ia mengatakan anggota koalisinya akan mengadakan pertemuan dalam beberapa hari untuk mendiskusikan dukungan.

Ketua Lembaga Jajak Pendapat SR Paulo Rabello de Castro mengatakan, beberapa pekan ke depan akan menjadi minggu-minggu yang bergejolak. "Tapi saya benar-benar berharap saya telah membeli aset Brasil pekan lalu," ungkapnya.

Ekonomi Brasil memiliki rata-rata pertumbuhan kurang dari 2 persen di bawah pemerintahan Rousseff. Di Sao Paulo banyak yang tak lagi merahasiakan keinginan mereka, agar kebijakan lebih ramah pasar.

Seorang analis politik, Andre Cesar, mengatakan Neves tampaknya memiliki kesempatan untuk menang. "(Neves) telah berubah menjadi musuh yang sangat sulit bagi Rousseff. Ia telah memperoleh kekuatan dan energi baru," kata Cesar.

Hiruk pikuk pemilihan tahun ini terjadi setelah pesawat Campos jatuh akibat cuaca buruk, di sepanjang pantai di selatan Sao Paulo. Silva awalnya menarik simpati publik, terutama terkait kisah hidupnya. Tapi Silva tersandung kampanye iklan TV negatif beberapa waktu terakhir.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement