Senin 06 Oct 2014 15:25 WIB

Topan Phanfone Mulai Mengerikan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Topan (ilustrasi)
Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Topan Phanfone telah menyapu area metropolitan Tokyo, Senin (6/10). Dikutip dari situs Weather,  Topan akan berubah menjadi badai post-tropical ketika mencapai timur laut.

Dikutip dari Guardian, satu orang tewas tersapu topan dan dua orang masih dinyatakan menghilang. Pejabat militer AS mengatakan satu orang tewas merupakan pilot anggota militer AS yang hilang di Okinawa. Menurut penjaga pantai Okinawa Tsuguyoshi Miyagi, mereka hilang di pantai bagian utara pulau Okinawa.

Pasukan udara mengatakan pencarian pilot lain masih terkendala cuaca. Nama mereka dirahasiakan untuk kepentingan keluarga. Okinawa merupakan pusat pasukan Amerika di Jepang. Jumlahnya mencapai 50 ribu orang.

Pada Senin siang sekitar pukul 11 waktu Jepang, pusat Phanfone telah menyelimuti Kanto Plain di timur Jepang antara Tokyo dan kota Mito. Sementara puncak angin mencapai 47 mil per jam pada pukul 11.12 waktu setempat. Angin terkuat dirasakan di bandara Internasional Haneda sebesar 70 mil per jam.

Ini menjadi angin terkencang sejak 1938, ketika Tokyo diguncang angin topan 69,3 mil per jam. Saat itu, Canberra Times melaporkan sekitar 100 orang tewas tersapu angin topan tersebut.

Menurut U.S. military's Joint Typhoon Warning Center, kecepatan Phanfone bisa mencapai 150 mil per jam. Ini akan menjadikannya super topan. Angin super lebat akan menyelimuti wilayah Tohoku di utara Jepang pada sore waktu setempat dan sebagian Hokaido. Hujan diperkirakan akan terus turun hingga Selasa. Banjir juga beresiko terjadi di beberapa daerah dekat sungai.

Topan Phanfone pertama ditemukan pada tekanan cuaca tropical 29 September 2014 lalu waktu setempat di ratusan mil utara Guam. Topan membawa hujan lebat, angin dan ombak besar. Phanfone kemudian menguat pada 1 Oktober menjadi topan katagori 4 (130 mil per jam) hanya dalam 24 jam.

''Phanfone memiliki mata lubang jarum yang jarang terlihat di siklon tropis, dan ini cukup menakutkan,'' kata ahli badai The Weather Channel Michael Lowry. Menurutnya mata itu begitu kecil hingga satelit gelombang mikro terbaik milik timnya sulit untuk melihatnya.

BBC melaporkan ribuan rumah di Jepang telah kehilangan daya listrik. Bahkan dua maskapai penerbangan terbesar Jepang membatalkan banyak rute penerbangan. Sebuat situs pemantau badai, Tropical Storm Risk menyatakan Phanfone telah melemah beberapa jam sebelum mencapai Samudra Pasifik. Namun Lembaga Meteorologi Jepang memperingatkan topan masih berbahaya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement