Selasa 07 Oct 2014 17:17 WIB

Ribuan Lokasi di Australia Belum Terjangkau Sinyal Ponsel

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hingga kini ribuan titik di Australia ternyata belum terjangkau layanan sinyal telepon secara layak. Karenanya Pemerintah Koalisi berjanji mengalokasikan 100 juta dolar untuk mengatasi hal itu.

Sebelumnya, warga Australia telah menominasikan 6.000 lokasi lemah sinyal ponsel untuk berkompetisi mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Federal. Pada 7 Oktober, Pemerintah akhirnya mengumumkan daftar 6.000 lokasi di seluruh negara bagian, yang telah diidentifikasi memiliki jaringan sinyal tak layak.

Warga Australia telah menominasikan 6000 lokasi lemah sinyak ponsel.

Sekitar 4.000 lokasi yang dinominasikan berada di negara bagian Victoria.

Sekretaris Parlemen bidang Komunikasi, Paul Fletcher, mengatakan, proses seleksi yang kompetitif akan segera dimulai dan lokasi yang terpilih akan diumumkan awal tahun depan. “Proses seleksi yang kompetitif ini didesain untuk mengalokasikan dana ke sejumlah daerah yang akan memberikan manfaat terbesar dalam hal jaringan, bagi dana publik yang disediakan,” kata Sekretaris Paul dalam sebuah pernyataan resmi.

Paul menjelaskan, pemerintah memperkirakan antara 250 hingga 300 menara ponsel baru akan dibangun, dengan investasi pendukung dari perusahaan telekomunikasi, pemerintah negara bagian dan sejumlah dewan lokal.

Ia menuturkan, satu stasiun pemancar akan mampu melayani banyak lokasi lemah sinyal ponsel.

“Hal yang penting untuk dipahami bahwa, meskipun, 6.000 lokasi telah dinominasikan, ini tak berarti bahwa 6000 stasiun pemancar baru dibutuhkan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, “Analisis awal menyebut, pada banyak kasus, sejumlah lokasi yang dinominasikan hanya berjarak beberapa kilometer dari lokasi yang dinominasikan lainnya.”

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement