REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Pejabat kesehatan Amerika Serikat mengatakan, pria Liberia yang didiagnosis ebola di Texas tengah menerima obat eksperimental untuk pertama kalinya. Sementara itu Gedung Putih tengah merencanakan pemeriksaan ketat di bandara, terhadap orang-orang yang akan masuk atau meninggalkan AS.
Dilansir dari AFP, Rumah Sakit Presbiterian Dallas menyatakan, Thomas Eric Duncan telah diberi obat yang tengah diujicoba, brincidofovir, pada Sabtu (4/10). Ia diberi obat, setelah kondisinya memburuk menjadi kritis.
Obat dibuat oleh perusahaan farmasi Chimerix yang berbasis di Carolina Utara. Sampai saat ini obat tersebut belum pernah dicoba pada manusia yang terinfeksi ebola. Namun telah diuji pada sekitar 1.000 orang yang terkena adenovirus dan sitomegalovirus.
"Obat berfungsi menjaga virus agar tak berkembang biak," Chimerix.
Duncan merupakan orang pertama yang didiagnosis terjangkit ebola di AS. Ia diyakini telah terinfeksi saat berada di Liberia.
Afrika Barat selama ini tengah berjuang melawan wabah terbesar ebola sepanjang sejarah. Sejak awal tahun korban tewas akibat ebola mencapai 3.400 jiwa.