Selasa 07 Oct 2014 16:32 WIB

Obama Perluas Pemeriksaan Ebola pada Penumpang Pesawat

Barack Obama
Foto: ap
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barrack Obama mengatakan, pada Senin (Selasa WIB), pemerintahnya akan memperluas pemeriksaan virus ebola pada penumpang pesawat, baik di AS maupun di negara-negara Afrika Barat yang terjangkit virus tersebut.

"Kami akan bekerja pada protokol yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan tambahan pada penumpang pesawat, baik dari sumbernya, yakni Afrika Barat maupun di Amerika Serikat," kata Obama.

Kendati demikian, Gedung Putih menilai larangan wisata dari negara-negara Afrika Barat yang sebelumnya diserukan oleh beberapa pejabat AS akan memperlambat upaya pencegahan ebola.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, para pejabat tidak ingin menghambat sistem transportasi untuk mengirim pasokan dan personil di negara-negara Afrika Barat sehingga larangan perjalanan tidak dipertimbangkan sebagai solusi.

Perusahaan penerbangan "Airlines for America" yang berbasis di Washington, secara terpisah mengatakan tentang pertemuan dengan para pejabat kesehatan dan keselamatan pada Senin untuk mendiskusikan prosedur pemeriksaan negara mana saja yang dapat dikembangkan untuk diterapkan.

Pihak berwenang di AS beserta masyarakat mawas diri setelah seorang warga, Duncan, yang didiagnosa terkena ebola seminggu yang lalu.

Duncan yang terbang ke AS dari Liberia melalui Brussels dan Washington saat ini masih berjuang hidup di rumah sakit Dallas setelah dirinya membantu seorang wanita yang kemudian meninggal karena terjangkit ebola.

RS Kesehatan Presbiterian Texas awalnya menyuruh Duncan pergi dengan antibiotik agar dia memiliki waktu dua hari untuk kembali dengan ambulans.

Para pejabat kesehatan mengatakan tidak satu pun dari sepuluh orang yang dicurigai memiliki kontak langsung dengan Duncan menunjukkan gejala terjangkit ebola.

Selain itu, Duncan telah menerima obat percobaan "brincidofovir" sejak Sabtu, (4/10).

Chimerix pun menyediakan tablet 'brincidofovir' yang dapat segera digunakan untuk uji klinis.

Warga yang meninggalkan negara dengan dampak terjangkit virus tersebut diminta untuk mengisi kuesioner tentang gejala ebola yang mungkin mereka alami, seperti demam tinggi atau memiliki kontak dengan orang terdiagnosa ebola.

Obama mengatakan bahwa kemungkinan wabah epidemi di AS sangat rendah. Beberapa negara lain tidak melakukan upaya yang cukup terhadap pencegahan penyakit bersumber di Afrika Barat itu.

"Jujur saja. Meskipun kami melihat adanya minat pada masyarakat nasional, kami belum melihat negara lain melakukan langkah besar. Kami lihat pada negara besar tidak berbuat cukup untuk melawan penyakit ini," kata Obama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement